Sejarawan Aceh Tarmizi Abdul Hamid menyebutkan seharusnya pemerintah menebus koin-koin emas temuan warga di kota Banda Aceh, hal itu dilakukan agar harta peninggalan kerajaan Aceh tidak jatuh kepada pihak yang tidak bertanggungjawab.
Namun kenyataannya, koin-koin temuan warga itu dijual dengan harga yang sangat murah kepada pengusaha-pengusaha emas di Banda Aceh, dilokasi temuan warga menjual koin-koin bersejarah itu dengan harga Rp. 250 ribu – Rp. 800 ribu
Tarmizi menyebutkan yang berharga dari temuan tersebut bukan hanya sekedar emas, melainkan nilai sejarah yang terkandung dalam emas tersebut, menurut Tarmizi seharusnya pemerintah menetapkan gampong pande sebagai cagar budaya di Aceh sehingga seluruh artefak dan benda-benda bersejarah dilokasi tersebut dilindungi oleh undang-undang,
“Seharusnya pemerintah lebih dulu bertanggungjawab, karena ini dilindungi undang-undang, seharusnya masyarakat juga jangan buru-buru menjual, diteliti dulu, karena bisa jadi setelah diteliti itu lebih mahal ”ujarnya.
Namun demikian Tarmizi juga tidak menyalahkan masyarakat yang menjual koin tersebut, ia justru menyayangkan tidak adanya upaya perlindungan dari pemerintah terhadap benda-benda bersejarah.
Tarmizi menyebutkan seharusnya temuan itu diteliti lebih jauh lagi, sehingga bisa diketahui koin-koin tersebut peninggalan masa kesultanan mana, dan dijadikan referensi penelitian dan pendidikan.
“Pemerintah perlu membuat aturan, jangan sampai koin-koin emas itu hilang dari masyarakat, karena hal itu merugikan identitas Aceh, karena para pengusaha yang membeli koin emas itu dari masyarakat akan menggunakan koin tersebut sebagai ajang bisnis”lanjutnya lagi.
