Rute Pelayaran Labuhanhaji-Sinabang Dihentikan

0
85
Antara

PT ASDP menghentikan rute pelayaran melalui Pelabuhan Penyeberangan Labuhanhaji, Kabupaten Aceh Selatan ke Sinabang, Kabupaten Simeulue, karena landasan dermaga mengalami kerusakan.

Kepala Unit Kerja  PT ASDP Labuhanhaji Nurman kepada wartawan di Tapaktuan, Senin menyatakan, terhitung mulai Minggu (13/3), pihaknya telah menghentikan operasional pelayaran melalui Pelabuhan Labuhanhaji, guna mengindari terjadi kecelakaan kerja.

Pada Jumat (11/3), telah terjadi kecelakaan satu unit mobil truk pengangkut barang terperosok saat melintasi landasan movibel bridge (MB) dermaga penyeberangan Pelabuhan Labuhanhaji.

“Jadi, untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja saat proses bongkar dan muat kenderaan dan barang yang menjadi tanggung jawab ASDP, maka sejak Minggu, kami telah berhenti beroperasi melalui Pelabuhan Labuhanhaji,” ujarnya.

Namun, katanya pihak PT ASDP tetap memberikan pelayanan terhadap penumpang yang ingin menyeberang ke Sinabang, yakni dengan mengalihkan rute pelayaran melalui Dermaga Pelabuhan Kabupaten Aceh Singkil, katanya.     

Menurutnya, penyebab terperosoknya satu unit mobil truck pengangkut barang di pelabuhan penyeberangan Labuhanhaji, disebabkan landasan MB dermaga Labuhanhaji yang melayani kapal komersil rute Labuhanhaji-Sinabang sudah berkarat dan keropos serta rusak akibat dihantam ombak sehingga kondisi itu dinilai sangat berbahaya bagi keselamatan pengendara yang menggunakan jasa pelayaran.

“Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian kemarin. Setelah penanganan, proses muat diteruskan, namun terbatas. Karena jalur masuk kapal hanya setengah yang dapat digunakan,” ungkap Nurman.

Dia menyatakan, jauh hari sebelum persoalan itu terjadi, pihaknya telah melaporkan kondisi pelabuhan tersebut Kepada Dinas Perhubungan Aceh Selatan, supaya segera meremajakan landasan MB tersebut, namun sangat disayangkan hingga terjadi musibah terperosoknya mobil truck pengangkut barang di pelabuhan itu langkah perbaikan belum kunjung direalisasikan.

“Selain itu, jalan menuju dermaga juga sudah mengalami kerusakan sangat parah dimana terdapat lubang besar di sepanjang badan jalan, sehingga badan jalan tersebut terancam terputus. Untuk  memastikan operasional tetap berjalan, selama ini terpaksa harus dibuatkan jembatan darurat yang dibuat dari pohon kelapa,” ungkapnya.

Dia mengatakan, dalam proses pemuatan barang dan kendaraan pada Sabtu (12/3), kapal ferry rute Labuhanhaji – Sinabang terpaksa tidak memuat kendaraan roda empat, hanya penumpang saja, sekaligus dijadwalkan sebagai muatan terakhir di dermaga Labuhanhaji sebelum pindah jalur.

Terkait kondisi pelabuhan, Nurman tidak memungkiri, sejak dibangunnya break water untuk pengamanan pelabuhan pendaratan ikan (PPI) Labuhanhaji yang tidak jauh dari lokasi kawasan olah gerak kapal (kolam labuh) kapal ferry, proses sandar atau tambat kapal yang akan berlabuh maupun bongkar muat sangat terganggu akibat arus balik air, sehingga olah gerak harus dilakukan dengan sangat hati-hati.

Akibatnya, kata Nurman, lambung bagian kiri kapal sering mengalami benturan dengan dermaga, sehingga mengakibatkan kapal ferry harus naik docking karena terjadinya kerusakan di bagian lambung.

“Kondisi itu mengharuskan pihak PT ASDP mendapat tambahan pekerjaan baru untuk membenahi lambung kiri kapal yang mengalami kerusakan,” tegasnya.

Menyangkut dengan ini, sambung Nurman, pihaknya pada Oktober 2015 telah duduk rembuk dengan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan dan Pemerintah Provinsi Aceh, rencananya break water yang berjarak 76 meter dari lambung kapal tersebut akan dibongkar.

“Tetapi, sampai saat ini pembongkaran break water itu belum juga dilakukan,” sesalnya.

Seharusnya, kata Nurman, keberadaan break water dengan kolam pelabuhan, agar tidak mengganggu proses olah gerak kapal, dalam proses sandar, bongkar muat dan berangkat, harus berjarak 12 kali panjang kapal Ferry atau 12 x 56 meter.

Terkait penghentian operasional kapal ferry oleh PT ASDP, disesalkan oleh sejumlah warga yang berdomisili di sekitar Pelabuhan Labuhanhaji. Menurut mereka, pengalihan jalur pelayaran hingga selesainya langkah perbaikan dermaga dalam kurun waktu tertentu, akan mengakibatkan aktivitas operasional kapal di Pelabuhan itu menjadi sepi.

Kondisi itu akan mengakibatkan aktifitas perekonomian masyarakat sekitar pelabuhan akan turut terganggu.

“Dengan berhentinya operasional kapal ferry di pelabuhan Labuhanhaji jelas akan berdampak pada lumpuhnya perekonomian masyarakat yang selama ini bergantung pada aktifitas arus penumpang dan barang dari Labuhanhaji – Sinabang maupun sebaliknya,” kata tokoh masyarakat Labuhanhaji, Iskandar.

Ia menyatakan, dengan penghentian operasioal tersebut tidak hanya pihaknya yang merasa dirugikan, tapi masyarakat Pulau Sinabang pun juga turut terkena imbas dari penghentian itu.

“Padahal kapal ferry merupakan satu-satunya sarana terdekat bagi masyarakat Pulau Simeulue menuju Banda Aceh dan sebaliknya. Begitu juga dengan PAD Aceh Selatan dari sektor pelabuhan Ferry juga terganggu, karena selama ini keberadaan pelabuhan itu memberikan kontribusi PAD yang maksimal bagi daerah,” papar pria yang membuka usaha rumah makan di samping Pelabuhan Labuhanhaji ini.

Menurut Iskandar, seharusnya  musibah seperti itu tidak seharusnya terjadi, jika Dinas Perhubungan Kabupaten maupun Provinsi peka dalam menghadapi persoalan dengan cara segera melakukan peremajaan terhadap sarana pelabuhan terutama landasan MB yang terbuat dari besi tersebut.

Sebab, lanjut dia, akibat besi dermaga telah berkarat (keropos) telah membuat besi landasan dermaga yang dibangun tahun 1998 itu lapuk, sehingga keberadaannya sudah tidak mampu lagi menahan beban sebagaimana biasanya.

Kepala Dinas Perhubungan Aceh Selatan Hamzah mengakui kondisi pelabuhan tersebut saat ini dalam keadaan kurang bagus, sehingga saat kapal akan sandar atau labuh terpaksa harus dilakukan dengan sangat hati-hati.

Menurutnya, terhadap kerusakan dermaga itu, rencananya akan dilakukan perbaikan pada tahun 2016 ini melalui dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA).

Namun,  terkait dengan adanya rencana pemindahan rute pelayaran kapal ferry ke Aceh Singkil, Hamzah mengatakan sejauh ini pihaknya belum menerima laporan tentang hal itu.(ANTARA)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.