Jika dikelola secara serius, wisata religi provinsi Aceh diyakini akan menjadi nomor satu di Asia Tenggara, hal itu dikarenakan Aceh memiliki kelengkapan destinasi wisata yang tidak dimiliki oleh daerah lain.
Praktisi pariwisata religi provinsi Aceh Mujiburrijal meminta pemerintah Aceh untuk tidak perlu khawatir dengan isu pelaksanaan Syariat Islam akan menghambat pariwisata, karena yang terjadi saat ini justru sebaliknya, banyak wisatawan yang datang ke Aceh justru karena ingin melihat pelaksanaan syariat Islam.
Mujib menyebutkan banyak alasan kenapa Aceh layak ditasbihkan sebagai destinasi wisata religi , ia mencontohkan, Aceh memiliki situs peninggalan Islam tertua di Asia Tenggara, Aceh memiliki banyak peninggalan-peninggalan tsunami yang tidak ada didaerah lain serta kemudahan mendapatkan makanan halal di Aceh.
“Disamping itu kita punya alam yang indah serta ragam budaya yang sangat menarik, dan kita harus akui bahwa budaya religi memang sudah traidsi dari masyarakat Aceh,”lanjutnya.
Mujiburrijal menyebutkan wisatawan yang paling dominan mungunjungi Aceh berasal dari Negara jiran Malaysia yang mencapai 15 ribu orang lebih setiap tahun. Ia menyebutkan alasan wisman Malaysia mengunjungi Aceh selain dekat juga ada penerbangan langsung dari Malaysia ke Aceh.
“Kunjungan Wisatawan masih dari Malaysia terbanyak mengunjungi Aceh juga karena segmen pasar kita adalah Muslim, dan kebetulan juga Malaysia terdekat dan ada penerbangan langsung,”lanjutnya.
Ia juga mendorong pemerintah Aceh untuk terus meningkatkan promosi wisata religi, terutama kepada Negara-negara Asean. Menurutnya, promosi wisata Aceh melalui IT masih sangat lemah dan harus menjadi perhatian serius instansi terkait.
“Kenapa Lombok mampu menjadi wisata halal dunia?, padahal kita lebih unggu dari Lombok, karena sistem IT mereka lebih bagus sehingga lebih mudah di vote oleh dunia,”ujarnya.
