Pemerintahan Aceh Bantu Bayi Jantung Bocor Asal Peureulak

0
58

Pemerintah Aceh menyatakan siap membantu pengobatan bagi Lina Maulizar, bayi umur satu bulan, yang menderita penyakit kelainan jantung atau sering disebut jantung bocor sejak lahir. Hal ini diungkapkan oleh Plt. Kepala Humas Pemerintahan Aceh, Murthalamuddin, Minggu siang, 9 Maret 2014.

“Kita minta orang tuanya segera membawa Lina Maulizar ke Banda Aceh. Biaya perjalanan dan kebutuhan makan minum dan lainnya selama di Banda Aceh akan ditanggung oleh Pemerintah Aceh,” ujar Murthalamuddin

Menurutnya, Pemerintah Aceh sangat iba dengan kondisi bayi bernama Lina Maulizar. Apalagi Lina Maulizar berasal dari keluarga miskin yang perlu segera ditolong dan diobati.

“Saya sudah menelpon pihak terkait disana (Peureulak-red) untuk mengorfimasi hal ini. Alhamdulillah respon mereka sangat baik dan akan segera membawa bayi tersebut ke Banda Aceh,” ujar dia.

“Gubernur dan Ummi Niazah, Wagub Mualem dan Kak Na juga merasa tersentuh. Mereka juga menyampaikan pesan yang sama, yaitu agar bayi tersebut dibawa ke Banda Aceh. Kita berharap dengan adanya bantuan ini, bayi tersebut dapat dirawat dengan lebih baik lagi hingga sembuh,” kata Murthala.

Sebagaimana perlu diketahui Lina Maulizar adalah bayi mungil yang masih berusia satu bulan lebih. Bayi bernama Lina itu adalah anak ketiga dari pasangan

Taslim Hasbi, 37 tahun dan Afnidar, warga Gampong Keumuneng, Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur. Bayi Lina menderita penyakit kelainan jantung atau sering disebut jantung bocor sejak lahir.

Taslim selaku ayah kandung, hanya seorang buruh kasar. Sementara Afnidar ibu bayi, hanyalah sebagai Ibu Rumah Tangga. Kehidupan keluarga ini yang pas-pasan seakan bertambah berat dengan penyakit yang menimpa Lina Maulizar.

Menurut Rizallihadi, salah seorang sahabat Taslim Hasbi, Lina Maulizar sudah pernah dibawa berobat ke Rumah Sakit Zainal Abidin di Banda Aceh. Bayi itu sempat dibawa ke Bagian Pelayanan Jantung Terpadu RSUZA. Di sana bayi tersebut mendapat pelayanan medis yang cukup baik dari pihak rumah sakit. Namun, kata dia, kondisi penyakit yang diderita Lina Maulizar tidak dapat dilakukan tindakan lebih lanjut seperti operasi biasanya.

“Ini karena bayi tersebut masih berusia satu bulan. Operasi baru bisa dilakukan jika minimal sudah berusia satu setengah tahun, untuk saat ini bayi malang tersebut harus diberikan obat saja,” kata Rizallihadi.

Menurut Rizallihadi, yang menjadi kendala dan beban terberat keluarga bayi selama ini adalah biaya transprortasi serta akomodasi ketika membawa bayi tersebut saat melakukan chek-up rutin setiap satu sampai 2 minggu sekali ke RSUDZA di Banda Aceh

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.