Salah satu sektor yang bisa menyelamatkan Aceh setelah tidak adanya lagi dana otsus adalah sektor Pariwisata. Oleh Karena itu Pemerintah Aceh didorong untuk memberikan perhatian serius pada setor ini.
Hal demikian disampaikan Ketua Komisi X DPR RI Teuku Rifky Harsya disela-sela kegiatan sosialisasi kebijakan promosi pariwisata pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika, di Hotel Mekkah Banda Aceh, Jum’at (21/07) malam.
Rifky mengakui sudah menyampaikan dukungannya kepada pemerintah Aceh untuk memajuka pariwisata Aceh, karena menurutnya sektor wisata dapat membuka lapangan kerja, mengurangi kemiskinan Aceh dan akan membantu pendapatan daerah, namun hal itu tidak pernah terjadi tanpa keberpihakan pemerintah Aceh sendiri.
Ia berharap dalam RPJM lima tahun kedepan ada keberpihakan pemerintah Aceh pada sektor pariwisata. “Kita tidak perlu mimpi terlalu besar, cukup dengan mengembangkan kearifan lokal yang ada,”ujarnya didampingi Kepala dinas Pariwisata Aceh Reza Fahlevi.
Rifki menambahkan untuk Aceh, pariwisata religi berpotensi untuk dikembangkan, apalagi Aceh punya historis yang cukup panjang dan punya sejarah dengan Negara-negara di Timur Tengah.
“Tetapi pariwisata ini tentu kalau kaitan sejarah harus didukung dengan cerita-cerita tentang ulama Aceh, karena kalau cerita ulama-ulama Aceh dikupas tidak kalah dengan cerita wali songo kalau di Jawa, kita punya banyak ulama yang dikagumi,”lanjutnya.
Sementara dari segi infrastruktur Aceh Rifky menilai sudah cukup bagus, namun untuk wisata religi ia mengingatkan bahwa wisatawan tidak mencari kemewahan. “Kalau di Bayuwangi itu misalnya ada panta syariah, sempat dianggap tidak akan maju ternyata menarik wisatawan, karena di pantai itu ada aturan khusus, artinya kawasan syariah di pantai bisa kita kembangkan,”tambahnya.
Rifky mengakui, Pemerintah juga siap membantu Aceh melakukan promosi destinasi hingga keluar negeri, “ Pemerintah tentu selalu melihat daerah mana yang memang serius, dan itu akan mendapatkan dukungan dari Kemenpar,”katanya lagi.
