Dana pendidikan Aceh yang cukup besar dianggarkan setipa tahunnya harus benar-benar diarahkan kepada peningkatan mutu pendidikan Aceh yang saat ini masih tergolong sangat rendah dan kalah bersaing dengan daerah lain di Indonesia.
Hal demikian disampaikan Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Makhyaruddin Yusuf, Selasa (17/05).
Makhyaruddin mengatakan, dana pendidikan Aceh harus benar-benar tepat sasaran sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan, baik kualitas peserta didik maupun tenaga pendidik.
Ia berharap instansi terkait yang mengelola dana pendidikan untuk terus meningkatkan profesionalisme aparatur pendidikan, mulai dari dinas hingga ketingkat sekolah.
Menurut Makhyarudin, dengan kondisi generasi saat ini serta pelaksanaan syariat Islam di Aceh maka pendidikan Aceh harumengedepankan penanaman nilai-nilai Islami dan keteladanan yang diawali kepala sekolah dan guru selaku pendidik.
”Harus dikedepankan pendidikan yang bernilai karakter Islami. Penanaman nilai Islami yang kuat di sekolah-sekolah, yang itu diawali oleh keteladanan. Selain itu juga meningkatkan kegiatan-kegiatan keislaman seperti pelaksanaan shalat berjamaah di sekolah,”ujar anggota Fraksi PKS-Gerindra DPR Aceh itu.
Makhyaruddin mencontohkan, pergaulan bebas, narkoba dan kerusakan moral lain yang semakin mengkhawatirkan hanya bisa diatasi dengan model pendidikan yang benar.
Oleh karena itu menurut Makhyar, perbaikan akhlak peserta didik harus menjadi perhatian nomor satu, sehingga sekolah-sekolah di Aceh mampu menghasilkan peserta didik yang tidak hanya cerdas secara intelektual, akan tetapi juga cerdas secara emosional dan spritual.
”Dengan kondisi Aceh yang saat ini melaksanakan syariat Islam maka hal itu akan lebih mudah dilaksanakan. Apa lagi hari ini kita melihat ketertarikan orang tua wali untuk menyekolahkan anak mereka pada sekolah-sekolah agama semakin meningkat,”pungkas Politisi PKS itu.
