Di Forum Resilient Cities Asia Pasific, Illiza Dorong Terciptanya Database Kebencanaan Berbasis TIK

0
44

Walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal menjadi salah satu panelis dalam acara The 2nd Asia-Pasific Urban Resilience and Adaptation/ 16th International Convention on Melaka Twin Cities yang digelar di Equatorial Hotel, Melaka, Malaysia. Acara yang mengangkat topik Database Disaster Management ini berlangsung pada 2-4 Maret 2016.

Walikota Illiza tampil pada sesi kedua bersama Wali Kota Shimla City-Srilanka Prashant Sirkek dan Wali Kota Dhaka-Bangladesh Shakti Sigh Choudbury.

Dalam presentasinya, Illiza memaparkan kepada forum terkait upaya-upaya Pemerintah Kota Banda Aceh dalam hal mitigasi bencana di Banda Aceh, terutama dalam penyusunan database kebencanaan. “Kami menyadari kota kami adalah kota yang rawan bencana. Kota kami adalah kota yang cukup parah merasakan dampak gempa dan tsunami sekitar satu dekade yang lalu. Kami juga pernah mengalami bencana banjir yang cukup parah, merasakan buruknya bencana badai tropis dan kebakaran.”ujarnya.

Saat ini, Pemko Banda Aceh mengadopsi Sendai Framework untuk membangun pemahaman yang lebih baik terhadap risiko bencana dan dampaknya, serta menguatkan manajemen risiko. “Fokusnya pada pendekatan yang berbasis masyarakat dan multi sektor. Kami tidak hanya fokus pada gempa dan tsunami, namun juga pada bencana lain,” kata Illiza.

Illiza menjelaskan, keberadaan sebuah database terkait kebencanaan sangat penting untuk meningkatkan koordinasi dalam upaya pengurangan resiko bencana. “Idenya adalah untuk mengumpulkan semua data terkait bencana dari berbagai institusi untuk membuat database bencana yang komprehensif, termasuk data spatial, peta, informasi, SOP, dan aplikasi,” katanya.

Nantinya, database ini akan digunakan sebagai basis untuk fase mitigasi, respon darurat, relief (bantuan darurat) dan recovery (pemulihan). Untuk itu, database ini harus menyediakan data bencana yang komprehensif. “Database ini juga akan didukung oleh software, misalnya software estimasi kerugian finansial, estimasi kerugian dan kerusakan, database korban dan geoinformasi kebencanaan,” kata Illiza.

“Semua ini akan ditunjukkan dalam sebuah database kebencanaan online yang juga akan dihubungkan ke masyarakat melalui mobile application dan emergency messaging,” katanya.

Illiza menambahkan, pihaknya juga telah menerapkan tindakan pengurangan dampak resiko bencana melalui perencanaan kota dan infrastruktur. “Hal ini termasuk mengarahkan konsentrasi pembangunan kota untuk menjauhi garis pantai, penanaman tanaman bakau dan hutan kota pada area pantai untuk mengurangi dampak resiko tsunami dan badai tropis.”lanjutnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.