Pendapatan Asli Aceh (PAA) diharapkan bisa terus meningkat dari tahun ketahun, hal itu sesuai dengan bertambahnya potensi-potensi baru yang bisa digali oleh dinas terkait.
Hal demikian disampaikan anggota komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Iberamsyah pada Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) rancangan qanun Aceh terhadap perubahan qanun nomor 2 tahun 2014 tentang retribusi jasa usaha di DPR Aceh, Selasa (17/11).
Iberamsyah menyebutkan target dari qanun tersebut diantaranya untuk mengakomodir adanya potensi-potensi baru untuk dimasukkan sebagai pendapatan asli Aceh (PAA). Potensi baru tersebut seperti jasa usaha yang terdapat pada instansi pemerintah seperti kantin yang belum terakomodir dalam qanun nomor 2 tahun 2104.
Pihaknya optimis qanun tersebut akan bisa disahkan sebelum akhir tahun 2015 ini, “Targetnya terhadap potensi baru yang dalam qanun 2014 belum masuk, dan harus kita masukkan untuk meningatkan pendapatan Aceh,”ujarnya.
Sementara itu kepala Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh Muhammad mengatakan perubahan qanun tersebut untuk menyesuaikan perkembangan Aceh dengan bertambahnya objek-objek retribusi, selain ada objek-objek yang selama ini retribusi terlalu kecil juga akan dinaikkan, “Mungkin selama ini ada objek yang tidak terdeteksi, sekarang bisa kita maksimalkan, mudah-mudahan Pendapatan Asli Aceh akan meningkat lagi,”ujarnya.
Muhammad menambahkan Pendapatan Asli Aceh diantaranya berasal dari pajak, retribusi, dan kekayaan daerah yang dipisahkan.
Menurutnya dengan adanya revisi qanun tersebut sejumlah dinas atau instansi sudah punya dasar hukum yang kuat untuk melakukan pengutipan-pengutipan retribusi dilingkungan SKPA, “Kita harap nanti qanun ini akan disosialisaikan kepada masyarakat, ini juga bagan dari transparansi kepada masyarakat,”lanjutnya.
Muhammad menyebutkan Pendapatan Asli Aceh tahun 2015 ini mencapai 1,8 Trilun dan telah terealisasi sebesar 80 persen, sementara untuk 2016 targetnya dinaikkan menjadi 1,9 Triliun.
