Resmikan IGD RSUD Meuraxa, Illiza Berharap Tidak Ada Lagi Komplain Dari Masyarakat

Walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal meresmikan penggunaan gedung baru Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Meuraxa Banda Aceh, Selasa (10/02).

IGD dengan kapasitas 24 tempat tidur serta dilengkapi berbagai perlengkapan untuk menangani pasien gawat darurat itu menghabiskan anggaran sebesar Rp. 26 Milyar, yang bersumber dari dana otsus.

Walikota Banda Aceh mengaharapkan agar pihak rumah sakit bertipe B itu untuk meningkatkan kualitas pelayanan ke masyarakat, Illiza berharap tidak ada lagi masyarakat yang komplain dengan pelayanan dari dokter dan tenaga medis di rumah sakit milik pemerintah daerah kota Banda Aceh tersebut.
Illiza mengaku pemko Banda Aceh akan terus menambah fasilitas dan sarana prasarana guna menunjang pelayanan kepada masyarakat.

“Pelayanan harus ditingkatkan, tenaga medis harus betul-betul ikhlas dan ramah untuk melayani para pasien yang datang berobat kemari,” lanjut Illiza mengingatkan.

Illiza juga meminta tim medis untuk mendampingi setiap pasien termasuk dalam hal melakukan ibadah saat berada dibawah pelayanan rumah sakit tersebut.

Sementar itu Direktur RSUD Meuraxa Syahrul menjelaskan gedung IGD tersebut dibangun diatas tanah seluas 3100 meter, memiliki 24 tempat tidur, dengan dana yang bersumber dari otsus sebesar Rp. 26 milyar.

Menurutnya RSUD Meuraxa masih terus berupaya melengkapi sarana dan prasarana rumah sakit mengingat semakin meningkatnya jumlah kunjungan pasien setiap harinya. Pasien yang berobat kerumah sakit tersebut diakui Syahrul bukan hanya warga Banda Aceh, melainkan dari sejumlah kabupaten kota seperti Aceh Besar dan Aceh Jaya.

Adapun sarana yang masih dibutuhkan berupa Ct-Scan, serta penambahan ruang rawat inap dengan kapasitas 100 tempat tidur.

Pada kesempatan tersebut Ketua Komisi D DPRK Banda Aceh Farid Nyak Umar berharap pelayanan rumah sakit akan semakin membaik dengan diresmikannya gedung IGD baru yang telah dilengkapi berbagai fasilitas tersebut. Farid mengakui, komisi D DPRK Banda Aceh juga akan melakukan koordinasi dengan pihak rumah sakit terkait ketersediaan dokter spesialis dan tenaga medis, karena menurut Farid dengan ditetapkannya RUSD Meuraxa berakreditasi B maka seharusnya rumah sakit tersebut menjadi rujukan kedua setelah RUSDZA dan melayani penuh 24 jam.

“Kita akan berkoordinasi terkait ketersediaan tenaga medis, dan dokter spesialis, sehingga nantinya IGD ini harus 24 jam melayani pasien. Selain itu harapannya dengan akreditasi B, maka RSUD ini kita harap menjadi RS pendidikan, jadi setelah RSUZA kita harap rujukannya adalah RS Meuraxa ini,” ujar politisi PKS DPRK Banda Aceh ini.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads