Pelabuhan Krueng Geukuh Harus Dimaksimalkan

Kementrian Koordintor Perekonomian berharap pelabuhan Krueng Geukuh Aceh Utara bisa dioptimalkan sebagai pintu masuk ekspor-impor di provinsi Aceh, oleh sebab itu harus adanya keseimbangan antara barang yang masuk ke Aceh dengan barang yang akan diekspor dari provinsi Aceh.

Hal demikian dikatakan Assisten Deputi perdagangan luar negeri dan kepariwisataan Kemenkoperekonomian Joko Tuhuwibowo pada workshop pengembangan potensi daerah dan wirausaha muda, di Banda Aceh.

Joko mengatakan barang yang diekspor harus sudah menjadi barang jadi maupun barang setengah jadi, sehingga ada nilai tambah produk dalam negeri yang berdampak juga adanya aktifitas masyarakat untuk mengolah sendiri barang yang akan diekspor, hal itu diharapkan dapat menggeliatkan kegiatan ekonomi masyarakat Aceh.

“Pelabuhan Krueng Geukuh itu yang harus dioptimalkan, tentunya harus diimbangi dan tingkatkan nilai tambah didalam negeri sehingga ada aktifitas masyarakat, paling tidak diekspor produk jadi atau setengah jadi”ujarnya.

Sementara itu Asisten II Sekda Aceh bidang pembangunan dan ekonomi Azhari   mengatakan butuh  peran optimal swasta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi provinsi Aceh.

Ia menyebutkan, fakta membuktikan bahwa tidak sedikit pengusaha Aceh sukses dengan memulai bisnisnya dari produk daerah, “Banyak produk Aceh yang telah berhasil menembus pasar ekspor, seperti kopi Gayo, coklat dan pinang, dan berbagai kerajinan motif khas Aceh lainnya”lanjut dia.

Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan provinsi Aceh Safwan  mengatakan Realisasi ekspor nonmigas Provinsi Aceh sepanjang 2013 mengalami penurunan sebesar 21,93 persen akibat dampak dari pemberlakukan kebijakan pemerintah yang memperketat ketentuan ekspor bijih besi.

Selain itu menurunnya nilai ekspor komoditas nonmigas Aceh pada 2013 juga disebabkan tidak adanya realisasi ekspor pupuk Urea karena produksinya hanya mampu untuk kebutuhan masyarakat dalam negeri.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads