Pemerhati Orangutan sumatra (pongo Abelii) mendesak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh untuk menarik kembali 2 orangutan sitaan yang telah dikirim ke Kebun Binatang Medan dan mengirimkannya ke pusat rehabilitasi orangutan untuk nantinya dilepasliarkan kembali ke Aceh.
Hal demikian dikatakan Pemerhati Orangutam pada Konferensi Pres tekait kasus penyerahan hasil sitaan orangutan Aceh ke kebun binatang Medan (KBM), di Banda Aceh, Kamis (29/08/2013).
Pemerhati Orangutan sumatra (pongo Abelii) tersebut masing-masing, Forum Orangutan Aceh (FORA), Forum Konservasi Orangutan Sumatera (FOKUS) dan Centre for Orangutan Protection (COP).
Ratno Sugito dari FORA mengatakan pihaknya Mendukung Kementerian Kehutanan untuk merehabilitasi dan melepasliarkan orangutan sitaan guna menciptakan stabilnya populasi orangutan liar di habitatnya seperti yang diamanatkan oleh Rencana Strategis dan Aksi Konservasi Orangutan Nasional 2007 – 2017 yang dikukuhkan dalam Permenhut P. 53 tahun 2007.
“Kebijakan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, mengirimkan 2 orangutan sitaan dari Kabupaten Aceh Selatan dan Kabupaten Aceh Tamiang ke Kebun Binatang Medan, tentu saja tidak sejalan dengan Rencana Strategis dan Aksi Konservasi Orangutan Nasional”sebutnya.
Selain itu pihaknya Mendukung upaya BKSDA Aceh untuk mengevakuasi orangutan yang dipelihara illegal dan menegakkan hokum sesuai dengan Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang konservasi sumberdaya hayati dan ekosistemnya dan Undang-undang No. 41 tahun 1999 tentang kehutanan.
Sementara itu menurut catatan FOR A-KOKUS, sejak 2002 hingga juli 2013, 154 orang utan yang telah di sita di provinsi Aceh dan di kirimkan ke pusat karantina Sibolangit, dan dari 154 tersebut, 70 orangutan di lepas di Jambi dan 34 orang di Jantho. orangutan yang di lepasliarakan di Jambi sebelum ada kebijakan dari gubernur Aceh.
