Pemerintah Aceh akan terus meningkatkan kualitas dayah manyang atau Ma’had Ali serta dayah-dayah perbatasan di Aceh guna mencegah masuknya aliran sesat dan pedangkalan aqidah ke provinsi Aceh.
Kepala BPP Dayah Aceh Rusmiady mengatakan pemerintah Aceh pada tahun 2012 sudah membuat delapan dayah manyang atau Ma’had Ali, dimana sistem pendidikannya sama dengan perguruan tinggi, dan lulusannya bisa melanjutkan S2 ke univesitas negeri karena ijazahnya sudah di akui.
“tahun 2012 kita sudah buat delapan dayah manyang atau ma’had ali yang ditempatkan diseluruh Aceh itu ada delapan untuk mendidik guru-guru pesantren yang masih kurang ilmunya”lanjutnya.
Adapun delapan pesantren yang telah ditunjuk sebagai dayah manyang masing-masing Pesantren Al Falah Aceh Besar, Pesantren Almunawarah Pidie Jaya, Pesantren Mudi Mesra dan Darul Ulum Tanoh Mirah di kabupaten Bireun, Pesantren Abu Panton dan Malikulsaleh di Aceh utara , Pesantren Babussalam di Aceh Barat, dan Pesantren Darussalam Labuhan Haji Aceh Selatan.
Selain itu menurut Rusmiady, saat ini ada empat dayah di perbatasan Aceh yang di bangun oleh BRR yang perlu mendapatkan perhatian, masing-masing di Aceh Tamiang, Subulusalam, Aceh Singkil dan Aceh Tenggara, menurutnya santri dayah perbatasan umumnya adalah anak-anak kurang mampu, menurutnya daerah-daerah perbatasan sangat rawan terhadap pedangkalan aqidah.