Nasir Djamil Pertanyakan Status Bandara SIM dan Investasi UEA di Aceh Singkil Kepada Menko Luhut

Anggota DPR RI asal Aceh HM Nasir Djamil menyampaikan sejumlah persoalan Aceh kepada Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.

Masalah yang dipertanyakan langsung Nasir Djamil kepada Luhut itu masing-masing terkait pembatalan investasi UEA di Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil dan status Bandara Sultan Iskandar Muda yang tidak lagi sebagai Entry Point Penerbangan Internasional.

“Tentu ini membuat kami tidak nyaman dengan penutupan Entry Point Penerbangan Internasional di bandara Sultan Iskandar Muda Banda Aceh, makanya saya bersama dengan masyarakat Aceh komplain terhadap persoalan ini,” ujar Nasir Djamil.

Lebih lanjut, Nasir mengatakan larangan yang ditetapkan juga tidak sejalan dengan prioritas nasional dalam rangka memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan berkualitas dan berkeadilan juga pengembangan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan.

“Setelah menelaah RKP pemerintah untuk tahun depan, saya menilai SE pembatasan entry point perjalanan luar negeri ini terlihat bertentangan dengan upaya pemerintah untuk peningkatan produktivitas untuk transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan” sebut Nasir.

Pada kesempatan itu Nasir Djamil juga mempertanyakan penyebab kegagalan UEA melakukan investasi di Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil yang sebelumnya sudah digadang-gadang Dan bahkan pihak UEA sudah melihat langsung ke lokasi.

Menanggapi hal itu Menko Kemaritiman aritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menjelaskan, bahwa pihak investor sempat melakukan komplain karena harus melakukan perjalanan darat dari Banda Aceh ke Singkil hingga 12 jam.

“Saya marah sama bupati, saya bilang kenapa nggak kalian sewa helikopter atau pesawat, Kita mau dagang ini,” ujar Luhut menjelaskan.

Namun demikian Luhut berjanji akan kembali menawarkan Singkil saat bertemu investor UEA dalam waktu dekat.

“Jadi saya bilang sama gubernur (Aceh) kalian baik-baik lah sama anu itu, Jangan ada kesannya kalian terlalu keras sama orang yang dari luar, Dan orang nggak mau datang nanti investasi di tempat kalian, saya kira anda Sudah mengerti lah maksud saya itu,” ujar Luhut.

Untuk diketahui sebelumnya, Murban Energy Limited asal Uni Emirate Arab telah sepakat untuk pengembangan dan investasi pariwisata di Kabupaten Singkil. Tak tanggung-tanggung, Murban Energy akan menginvestasikan dana pada proyek tersebut antara US$300 juta hingga US$500 juta atau sekitar Rp7 triliun (kurs Rp14.409 per dolar AS).

Hal itu ditandai dengan penandatanganan Letter of Intent antara Pemerintah Aceh dan Murban Energy untuk pengembangan pariwisata dalam forum bisnis IEAW 2021 di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Jumat (05/03) lalu. Penandatangan dilakukan Gubernur Aceh Nova Iriansyah bersama Direktur Eksekutif Murban Energy Limited Amine Abid.

Prosesi penandatanganan turut disaksikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia serta Menteri Energi Uni Emirat Arab, Suhail Al Mazroui.

Kerja sama pengembangan dan investasi pariwisata itu akan dipusatkan di Pulau Banyak, Singkil. Sedikitnya ada sembilan pulau di sana yang masuk dalam rencana pengembangan wisata oleh Murban Energy. Pulau-pulau itu yakni Pulau Ujung Batu, Pulau Sikandang, Pulau Balong, Pulau Asok, Pulau Ragaraga, Pulau Orongan, Pulau Matahari, Pulau Tambarat dan Pulau Bangkaru.

Akan tetapi rencana penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Aceh dengan Murban Energy terkait investasi di Pulau Banyak, Aceh Singkil batal terjadi. Padahal saat itu Gubernur Aceh dan bupati Singkil sudah berhadir ke Dubai atau tepatnya pada November 2021 lalu. Padahal sebelumnya, kedua belah pihak sudah sepakat menandatangani investasi yang diperkirakan senilai Rp 7 triliun.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads