Ketua Pusat Studi Ilmu Pemerintahan (PSIP) Universita Syiah Kuala Banda Aceh Kurniawan berharap agar Negara-negara manyoritas Muslim untuk menyatukan solidaritas sesama Muslim diseluruh dunia.
“Inilah sesungguhnya hakikat solidaritas religiusitas yang diajarkan oleh Islam yaitu solidaritas tanpa mengenal teritorial negara/pemerintahan tertentu,”ujar Dosen Unsyiah itu menyikapi tragedi kemanusiaan yang menimpa muslim Rohingya, Myanmar beberapa hari terakhir.
Kurniawan menyebutkan, setiap penderitaan yang dialami oleh kaum muslimin dibelahan dunia manapun, maka umat muslim lainnya diberbagai belahan dunia manapun harus bangkit dan hadir untuk membela serta mengakhiri kezaliman yang menimpa para saudara seiman tersebut.
“Tragedi kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya di Rakhine – Myanmar seyogyanya menjadi momentum penting bagi dunia Internasional terutama negara negara yang tergabung dalam OKI untuk mengambil peran yang signifikan dan efektif guna dapat segera menghentikan upaya pemusnahan etnis Rohingya di Myanmar tersebut,”lanjutnya lagi.
Menurut Kurniawan, dengan melihat semakin sadis dan masifnya upaya pemusnahan etnis Rohingya oleh para Biksu yang mendapat dukungan penuh dari Junta Militer di Myanmar seharusnya membuat rasa kemanusiaan masyarakat Internasional termasuk PBB terhentak dan segera mengambil langkah efektif guna dapat mengakhiri kebiadaban yang terjadi.
Menurutnya lagi, banyak negara yang mayoritas penduduk muslim di dunia menaruh harapan besar kepada Indonesia agar dapat memainkan peranan penting dalam menekan Pemerintah Myanmar untuk mengakhiri upaya pemusnahan ethnis Rohingnya di Rakhine – Myanmar .
“Pemerintah Indonesia diharapkan dapat memainkan peranan signifikan dalam upaya mengakhiri kebiadaban atas tragedi kemanusiaan yang dialami oleh para Muslim Rohingya di Rakhine — Myanmar,”lanjutnya.
Selain itu, Kurniawan berharap kepada seluruh Organisasi Keislaman yang ada di nusantara termasuk di Aceh dapat mengeluarkan pernyataan sikap serta protes keras kepada Pemerintahan Myanmar di bawah Pemerintahan Aung San Suu Kyi.
