18 Orang Meninggal di Jalan Raya Saat Mudik

0
194
Ilustrasi Kecelakaan

Sebanyak 18 orang dilaporkan me­ninggal dunia selama mudik dan arus balik Lebaran Idulfitri 1437 H di Aceh. Angka ini jauh menurun dibandingkan tahun lalu yang mencapai 35 orang.

Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Pol Goenawan mengungkapkan, selama Operasi Ramadniya Rencong (ORR) 2016 dari 30 Juni hingga 9 Juli 2016, tercatat sebanyak 70 kali terjadi kecelakaan lalulintas di jalan raya dengan korban meninggal mencapai 18 orang.

“Jika kita hitung rata-rata per hari, ada dua orang meninggal dunia selama mudik dan arus balik Lebaran Idulfitri 1437 H,” ujar Kombes Pol Goenawan saat dikonfirmasi Analisa, Minggu (10/7) sore.

Dikatakan, dari rata-rata 2 orang me­ninggal setiap hari tu, terjadi 7 kali kecelakaan baik lintas timur, barat selatan maupun lintas tengah Aceh. Angka kecelakaan tersebut didominasi di lintas timur Aceh dari Banda Aceh hingga ke perba­tasan Sumatera Utara (Sumut) atau ka­wa­san Aceh Tamiang.

Selain korban meninggal, dari laporan yang masuk hingga 9 Juli tercatat 37 orang mengalami luka berat dan 90 orang mengalami luka ringan. Di samping itu, polisi juga melakukan penilangan terhadap 60 pelanggar lalu lintas dan 717 kali melakukan peneguran.

“Tingginya angka teguran tersebut, karena kita dari Polda Aceh lebih me­nge­depankan upaya persuasif bagi pengguna jalan raya,” jelas mantan Wadir Lan­tas Polda Aceh ini sambil menambahkan, dari serangkaian kecelakaan lalulintas tersebut mengakibatkan kerugian material mencapai Rp112.250.000.

Melihat masih tingginya arus balik Lebaran Idulfitri ini, Kombes Goenawan mengimbau masyarakat untuk me­ningkatkan kewaspadaan di jalan raya dan mematuhi rambu-rambu lalulintas. Bagi pemudik yang merasa lelah, silakan beristirahat di pos-pos yang tersedia.

Dikatakan, angka kecelakaan ini kemungkinan akan terus bertambah, karena itu Polri terus memantau perkemba­ngan di jalan dalam melaksanakan ORR selama 15 hari hingga 15 Juli mendatang. Meski demikian, diharapkan tidak ada lagi korban kecelakaan baik luka berat maupun ringan, apalagi meninggal dunia.

Jika melihat tren setiap tahunnya, pada periode yang sama Operasi Ketupat Rencong (OKR) 2015 angka kecelakaan terus menurun. Pada  2014, dari 36 kasus lakalantas, korban meninggal dunia sebanyak 28 orang, luka berat 15 orang, dan luka ringan 44 orang.

“Namun, jika dilihat angka 2004 ke 2015, angka kecelakaan menunjukkan kasus lakalantas dan jumlah korban me­ngalami peningkatan yang sangat tinggi,” jelas Goenawan.

1.947 Kali

Secara nasional, lanjut Goenawan, berdasarkan data Korps Lalu Lintas Polri tercatat hingga hari ke 10 Operasi Ramadniya dari laporan 32 Polda se-Indonesia, tercatat terjadi 1.947 kali kecelakaan lalu lintas. Dari jumlah tersebut 366 orang meninggal dunia, 634 luka berat dan 2.537 luka ringan.

Sebagaimana diberitakan sebelum­nya, Kepolisian Daerah (Polda) Aceh mengerahkan 11.250 personel gabungan untuk melakukan pengaman mudik dan balik Lebaran Idulfitri 1437 H. Ribuan personel tersebut disebar ke seluruh wilayah di Aceh, terutama di jalur mudik dan pusat keramaian masyarakat.

Waka Polda Brigjen Pol Rio S Djambak mengatakan, Polda Aceh mengerahkan kekuatan personel sebanyak 2/3 ke­kuatan yang ada, yaitu 9.225 personel kepolisian ditambah 2.000 anggota gabungan dari instansi terkait, seperti TNI dan Dishubkomintel.

“Kita berharap, dengan kekuatan yang ada ini, arus mudik dan balik lebaran tahun ini bisa jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya,” ujar Waka Polda.

Dikatakan, yang menjadi target Polda Aceh dalam Operasi Ramadniya 2016, yaitu untuk terwujudnya rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang merayakan Idulfitri 1437 H, baik pada hari H maupun pada pra dan pasca lebaran.

Di samping itu, keamanan dan keselamatan, ketertiban dan kelancaran arus lalu lintas serta terjaminnya keamanan dan kelancaran distribusi bahan kebutuhan pokok. Begitu juga, terwujudnya keamanan dalam aktivitas embarkasi dan debarkasi di pelabuhan/terminal baik di darat, laut maupun udara.

Dalam operasi ini, juga diharapkan terbangun kesiapsiagaan sistem tanggap darurat melalui koordinasi sinergitas lintas sektoral, termonitor dan terdatanya semua kejadian dengan tepat, cermat dan akurat sehingga dapat dijadikan analisis dan evaluasi (anev) demi perbaikan di masa yang akan datang. (Analisa)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.