Provinsi Aceh telah memberikan konstribusi yang sangat besar dalam perpolitikan Nasional, seperti hadirnya calon independen (Perseorangan) dalam Pilkada Aceh pada 2007 silam, yang dikemudian diikuti daerah lain diseluruh Indonesia.
Hal demikian disampaikan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI asal Aceh HM Nasir Jamil disela-sela seminar nasional Satu dekade perkembangan demokrasi di Aceh dan konstribusi bagi nasional, di AAC Dayan Dawood Darussalam Banda Aceh, Senin 916/05).
Pada kesempatan itu Nasir mengatakan, pesta demokrasi lima tahunan seperti halnya berlalu lintas, jika tanpa rambu-rambu maka akan sangat berbahaya dan menimbulkan kecelakaan, begitu juga Pilkada jika tidak ada aturan atau regulasi maka berpotensi menimbulkan potensi kekacauan.
Apalagi kata Nasir jika ditambah dengan penyelenggara, baik itu KIP atau Pengawas yang tidak jujur, maka potensi kecelakaan demokrasi yang akan lebih besar.
“Kalau penyelenggara tidak jujur, regulasi kacau, atau penyelenggara main mata dengan kandidat, maka potensi kecelakaan demokrasi sangat besar,”ujarnya.
Nasir berharap Pilkada Aceh dan kabupaten/kota di Aceh yang dijadwalkan berlangsung awal 2017 mendatang bisa berlangsung secara Langsung, umum, bebas, dan rahasia (luber) serta jujur dan adil (jurdil).
Para kandidat diharapkan untuk bertarung secara sportif serta memberikan pencerdasan politik kepada masyarakat.
