Pendidikan Diniyah Diharapkan Mampu Cegah Kenakalan Pelajar

Pemerintah kota Banda Aceh diharapkan untuk mencari formulasi guna membendung pergaulan dikalangan pelajar yang semakin mengkhawatirkan. Pendidikan yang benar diyakini setidaknya bisa mengurangi pengaruh pergaulan dikalangan pelajar di kota Banda Aceh.

Selain itu Pemerintah diminta untuk lebih serius melihat kondisi saat ini, dimana anak-anak seusia pelajar masih berkeliaran dengan bebasnya pada malam-malam hari, khususnya di warung-warung kopi.

Hal demikian disampaikan anggota DPRK Banda Aceh Irwansyah pada diskusi pendidikan di kota Banda Aceh, Aula SMK Banda Aceh, Minggu (08/02). Turut menjadi pemateri diskusi, Kepala Dinas Pendidikan kota Banda Aceh Syaridin. Diskusi tersebut digelar dalam rangka pelantikan DPW Kapmi Banda Aceh dan DPW Kapmi Aceh Besar.

Irwansyah mengatakan gerakan perusakan moral bahkan pendangkalan aqidah bergerak sangat masif dengan hadirnya berbagai macam teknologi informasi saat sekarang ini, akan tetapi hal itu justru tidak diimbangi dengan pendidikan dan pemahaman agama yang baik kepada generasi dikota Banda Aceh.

Irwansyah mengakui dengan adanya pendidikan diniyah yang diterapkan Pemko Banda Aceh di sekolah-sekolah umum diharapkan bisa mengisi waktu pelajar di sore hari. “Program diniyah di sekolah umum bagus untuk mengimbangi pelajaran agama di sekolah-sekolah agama, karena di sekolah umum pendidikan agama hanya dua jam perpekan, padahal disisi lain gerakan perusakan moral begitu masif,”ujar ketua Fraksi PKS DPRK Banda Aceh itu.

Namun Irwan berharap agar materi diniyah perlu dimodernisasi sehingga siswa tidak jenuh, menurutnya siswa yang mengikuti diniyah seharusnya bukan hanya sebagai kewajiban, akan tetapi karena menarik bagi mereka.

“Bila perlu libatkan lembaga-lembaga kampus yang punya pengalaman dalam hal ini sepeti Lembaga Dakwah Kampus, dan fokus dari materi diniyah ini harus jelas,” lanjutnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan kota Banda Aceh Syaridin mengakui pendidikan agama di sekolah-sekolah umum hanya dua jam pelajaran perpekan. Untuk menutupi kekurangan pendidikan agama tersebut pemerintah kota Banda Aceh menambah dengan pendidikan diniyah disore hari.

“Dan untuk pendidikan diniyah mulai dari SD sampai SMA ini pelajar sama sekali tidak dikutip biaya, jadi masyarakat tidak perlu takut,” ujarnya.
Pada kesempatan itu Syaridin juga mengingatkan semua pihak bahwasanya pendidikan bagi anak tidak hanya menjadi tugas dan tanggungjawab dinas pendidikan semata, melainkan juga tugas dari orang tua dan masyarakat sekitar.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads