Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan II tahun 2014 mencapai 0,97 persen, sedangkan tanpa migas mampu tumbuh sebesar 1,32 persen.
Sementara itu secara tahunan (year on year) pertumbuhan ekonomi Aceh di triwulan ini dengan migas sebesar 3,69 persen dan tanpa migas sebesar 4,87 persen.
Hal demikian diungkapkan kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Hermanto pada reales pertumbuhan ekonomi Aceh triwulan II tahun 2014 di aula kantor BPS Aceh, Selasa (05/08/2014).
Hermanto mengatakan dari 9 sektor PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan (ADHK) tahun 2000, tujuh sektor mengalami pertumbuhan positif dan dua sektor tumbuh negatif. Sektor yang tumbuh postif antara lain sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang mengalami pertumbuhan 6,71 persen. Kemudian diikuti sektor listrik, gas dan air yang tumbuh sebesar 4,65 persen.
“Dua sektor yang tumbuh negatif masing-masing sektor pertanian yang mengalami penurunan 1,07 persen dan sektor pertambangan yang turun 0,99 persen”ujarnya.
Hermanto menambahkan struktur PDRB aceh baik dengan migas maupun tanpa migas menunjukkan bahwa dua sektor masih menjadi leading sector begi perekonomian aceh yaitu sektor pertanian 27,67 persen dan sektor perdagangan, hotel dan restoran 17,74 persen dari sisi lapangan usaha.
“Sedangkan dari sisi pengeluaran kontribusi terbesar masih didominasi oleh komponen konsumsi rumah tangga yang mncapai 39,91 persen dan konsumsi pemerintah 24,57 persen.”lanjutnya.
Hermanto menyebutkan nilai PDRB Aceh atas dasar harga berlaku (ADHB) dengan migas meningkat menjadi Rp. 28,18 T pada triwulan II tahun 2014 sedangkan tanpa migas meningkat menjadi Rp. 24,67 T. Sementara itu bedasarkan harga konstan 2000, PDRB ADHK triwulan II tahun 2014 dengan migas tercatat sebesar Rp. 9,76 T dan tanpa migas menjadi Rp. 8,89 T.
