Angka kemiskinan di kota Banda Aceh saat ini sebesar 8,06 persen, atau turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 9 persen. Angka tersebut juga jauh dari rata-rata angka kemiskinan provinsi Aceh yang mencapai 19 persen, selain itu angka kemiskinan kota Banda Aceh juga dibawah angka kemiskinan nasional yang masih pada 12 persen.
Hal demikian dikatakan wakil walikota Banda Aceh Illzia Sa’aduddin Jamal pada lokakarya orientasi program selaras PNPM Mandiri Perkotaan kota Banda Aceh, Kamis (19/12/2013).
Illiza mengatakan pemko menargetkan penurunan angka kemiskinan 0,30 persen pertahun yang dimulai tahun 2013 ini, target dalam RPJMD Banda Aceh pada tahun 2018 angka kemiskinan dikota Banda Aceh tinggal 7 persen, untuk menyukseskan upaya penanggulangan kemiskinan pemko terus mengupayakan pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
“Kita dukung baik dari segi program, mengajak kesadaran masyarakat, terbukti tingkat kemiskinan kota terus menurun dari 9 persen lebih sebelumnya sekarang tinggal 8,06 persen”lanjutnya.
Illiza menambahkan program Selaras merupakan salah satu upaya pengentasan kemikinan dengan melibatkan kaum perempuan pada berbagai sektor pembangunan, menurutnya syariat Islam di Banda Aceh sama sekali tidak menghambat keterlibatan perempuan dalam pembangunan.
Menurut Illiza di Banda Aceh perempuan dilibatkan sejak perencanaan, yaitu melalui program Musrena, hasil Musrena tersebut dibawa ke Musrembang, sehingga perempuan diminta untuk mengawal pembangunan di kota Banda Aceh.
Illiza menyebutkan untuk program Selaras, dari dari 90 gampong di kota Banda Aceh, 89 diantaranya mendapatkan bantuan langsung masyarakat (BLM) dari PNPM Mandiri perkotaan dengan besar dana yang diterima Rp. 150 juta pergampong selama 2 tahun berturut-turut. Sedangkan 1 gampong lainnya yaitu gampong Lampoh Daya tidak diberikan dana tersebut karena dianggap tidak patuh.
