Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh diminta untuk memperkuat sistem informasi prakiraan cuaca dengan memanfaatkan media sosial, sehingga masyarakat dengan mudah mendapatkan informasi cuaca hariannya.
Hal itu disampaikan Gubernur Aceh Nova Iriansyah saat menerima kunjungan silaturahmi jajaran BMKG Aceh, di Meuligoe Gubernur Aceh, Senin (10/5/2021).
“Informasi sifatnya ringan diberikan inovasi. Misalnya dengan memanfaatkan media sosial untuk menginformasikan cuaca, sehingga masyarakat khususnya anak muda lebih melek dengan BMKG,” ujarnya.
Menurut Nova, hingga saat ini, pengetahuan dan interes masyarakat seputar BMKG itu masih belum masif. Bahkan anak muda pun masih belum konsert terhadap BMKG. Maka itu, BMKG harus lebih banyak membentuk forum yang bersifat mengajak masyarakat untuk sadar tentang cuaca melalui BMKG.
“Kalau masyarakat sudah konsert terhadap cuaca, seperti setiap pergerakan mereka ngecek cuaca sudah masif, maka itulah tingkat sukses BMKG sudah optimal. Sebab salah satu indikator negara maju masyarakatnya konsert terhadap cuaca,” kata Nova.
Sementara itu, Kepala BMKG Aceh Nasrol Adil, mengatakan Aceh memiliki potensi besar mengalami cuaca ekstrim, karena secara geografis terletak di Samudera Hindia dan Teluk Benggala. Sehingga BMKG mencatat kerap kali siklon tropis memasuki wilayah koordinat, yang menyebabkan banjir dan angin kencang di wilayah Aceh.
Namun demikian, saat ini, BMKG Aceh sering mengalami kesulitan mendeteksi karena hanya memiliki 1 radar cuaca yang hanya ada di Banda Aceh yang mana cakupannya hanya sampai Aceh Barat saja, sedangkan Aceh bagian tengah, timur dan tenggara belum bisa tercover karena keterbatasan alat.
Untuk mengcover semua wilayah Aceh, kata Nasrol, dibutuhkan penambahan 1 alat radar cuaca yang di tempatkan Di Bener Meriah atau Aceh Tengah, dengan demikian 12 kabupaten dan kota lainya bisa di cover.
Ia mengungkapkan, peralatan sensor hujan dan iklim itu sangat berguna dan penting sekali untuk semua kalangan, seperti untuk penentuan perencanaan pembangunan PUPR dan pertanian, sehingga bisa menetapkan kalender pembangunan dan tanam dengan penyesuian terhadap iklim
“Maka itu kami meminta dukungan bapak Gubernur untuk dapat menjadikan kami salah satu instansi pendukung bagi pembanguan baik itu secara fisik maupun non fisik,” katanya.
Dalam tahun ini, ia melaporkan BMKG Aceh juga memiliki program kegiatan pendidikan bagi nelayan. Jadi nelayan akan mempelajari bagaiman menganalisis cuaca alam sebelum pergi melaut dan mengetahui titik spot ikan sehingga mereka bisa mendeteksi dimana letak ikan didekati nelayan.
Turut mendampingi Gubernur dalam pertemuan itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh, Mawardi, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Ilyas, dan jajaran BMKG Aceh.
Pertemuan itu menerapkan protokol kesehatan, yakni memakai masker, dan menjaga jarak, agar terhindar dari penularan Covid-19.