Rizal Fikri – Antero
Berbeda dari penyataan sebelumnya, PT PLN Wilayah Aceh menyatakan tidak bisa menjamin listrik di Banda Aceh dan Aceh Besar tetap menyala sepanjang bulan suci ramadhan, karena terbatasnya daya energy yang dipunyai. General Manager PLN Aceh, Zulkifli, mengatakan tidak bisa menjamin listrik tetap nyala karena Banda Aceh dan Aceh Besar membutuhkan 36 megawatt (MW), sementara daya yang ada hanya 30 MW.
Dia berjanji akan mengisi kekurangan 6 MW itu dengan melakukan perbaikan satu unit mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Lueng Bata yang mampu menghasilkan daya sebesar 6,5 MW. “Jumlah itu, insya Allah kami sanggup mengisi daya sesuai kebutuhan bila PLTD tersebut berfungsi maksimal. Saya yakin energi listrik dapat memenuhi kebutuhan Banda Aceh dan Aceh Besar,” terangnya.
Ia mengatakan, PLN tetap mengupayakan semaksimal mungkin, PLTD yang telah diperbaiki itu bisa bekerja maksimal untuk memenuhi kebutuhan listrik di dua kabupaten/kota tersebut. Secara keseluruhan Aceh membutuhkan sebanyak 260 MW, yang dipasok dari PLTD Lueng Bata, Pembangkit Listrik Sigli, Cottrueng, PLTD isolated dan interkoneksi dari Sumatera Bagian Utara (Sumbagut).
Aceh sebenarnya membutuhkan pembangkit listrik sendiri, sehingga kebutuhan listriknya dapat dipenuhi seluruhnya tanpa harus tergantung pada provinsi tetanggga seperti yang terjadi selama ini.