Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, menerima kunjungan belasan petugas kesehatan lintas organisasi, di Kantor Gubernur Aceh, Selasa (04/08/2020).
Nova Iriansyah mengatakan, sejak awal covid mewabah dan menjangkiti masyarakat di Aceh, Pemerintah Aceh telah menjalin hubungan baik dengan petugas kesehatan. Salah satu dasar dari berbagai kebijakan yang diambil juga berdasar pertimbangan kesehatan.
“Dalam kasus ini, bapak-bapak adalah pahlawannya. Bagaimanapun kondisinya kita harus tetap semangat. Saya pastikan jasa sekecil apapun akan sangat kami hargai,” kata Nova Iriansyah.
Nova meyakini covid-19 akan mereda. Kehidupan normal akan kembali dijalani masyarakat.
“Pandemi akan berakhir. Tinggal kemampuan kita merawat sehingga korban tidak banyak,” ujar Nova.
Nova meminta agar pihak kesehatan, mulai dari dokter, perawat hingga pihak farmasi untuk terus mendampingi pemerintah Aceh dan terus mendampingi pihaknya dalam menjalani hari-hari selama pandemi masih berlangsung.
Sementara itu Sekda Aceh, dr. Taqwallah, mengatakan pihaknya yang tergabung dalam Gugus Tugas Covid-19 Aceh terus mencari solusi untuk memutus mata rantai covid-19 di Aceh. Berbagai langkah strategis dilakukan sejak 161 hari covid terjadi. Sampai hari ini, diketahui 433 orang terjangkiti, dengan 322 di antaranya masih dalam perawatan. 94 orang telah sembuh dan 17 di antaranya meninggal dunia.
“Terima kasih kami kepada IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dan PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia). Kita sangat butuh SDM yang peka seperti bapak/ibu semua, orang yang bukan hanya bisa menjaga diri tapi bisa melayani orang,” kata Sekda Taqwallah.
Sekda menyebutkan, secara bertahap berbagai kebijakan terus dilakukan. Sampai saat ini, di mana pemerintah mempersiapkan asrama haji sebagai tempat perawatan bagi petugas kesehatan dan petugas medis. Taqwallah berharap kesadaran masyarakat dalam memahami kondisi saat ini bisa terus meningkat.
Ketua IDI Wilayah Aceh, dr Safrizal Rahman, mengaku prihatin dengan kondisi perkembangan kasus positif covid yang terus meningkat. Kasus yang melonjak ikut berdampak pada tenaga medis, dimana puluhan dari mereka ikut terpapar.
“Hari ini penyelamatan kemampuan medis sangat penting,” kata Safrizal. Para tenaga kesehatan sangat berharap hasil laboratorium pemeriksaan atas mereka diutamakan sehingga tidak terlalu membebani petugas yang bertugas di rawatan yang bersentuhan langsung dengan pasien covid-19.
“Hasil laboratorium yang lama memaksa mereka tetap bekerja. Demi keselamatan petugas medis, harapan kami waktu pemeriksaan kalau bisa lebih cepat,” kata Safrizal.
Ketua PPNI Aceh, Abdurrahman, memberikan apresiasi atas sikap pemerintah Aceh yang dinilai sangat responsif dalam penanganan covid-19. Ia mengatakan, para perawat di seluruh Aceh yang jumlahnya sangat banyak sangat rentan terpapar covid.
PPNI sendiri, ujar Abdurrahmand angat merekomendasikan diberlakukan pembatasan sosial di daerah yang banyak kasus covid-19. Selain itu, mereka mengharapkan dilakukan pembatasan yang ketat di daerah perbatasan. Mereka juga berharap intensif bagi rekan-rekan yang bertugas hendaknya pencairannya dipercepat. “Ini menjadi penyemangat dan motivasi bagi teman-teman,” kata dia.
Silaturrahmi itu diikuti juga oleh Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr. Hanif, Direktur RSUZA dr. Azharuddin dan Kepala Balai Litbangkes Aceh Fachmi Ichwansyah.