Kasus Covid-19 Kembali Bertambah, Kapasitas RSUDZA Nyaris Penuh

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani menyebutkan, kasus konfirmasi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) terus bertambah di Aceh.

Penderita positif baru bertambah lagi 152 orang. Sementara pasien yang dinyatakan sembuh bertambah 137 orang, dan 20 orang dilaporkan meninggal dunia.

Satgas Covid-19 Aceh juga melaporkan Ruang Pinere RSUDZA Banda Aceh nyaris penuh pasien Covid-19.

“RSUDZA Banda Aceh merupakan rumah sakit rujukan utama pasien Covid-19 maupun pasien penderita penyakit lainnya di Aceh,” ujar Saifullah.

Ia menjelaskan, ruang Pinere RSUDZA menyediakan 114 tempat tidur (bed) isolasi dan 45 bed Intensive Care Unit (ICU) bagi pasien Covid-19. Pasien di ruang isolasi Pinere sudah mencapai 109 orang dan di ICU Pinere sebanyak 40 orang. Tingkat pengisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) di Pinere  sudah 95,6 persen dan 88,9 persen.

Selain RSUDZA Banda Aceh, BOR Pinere sejumlah rumah sakit lain di Aceh juga sudah melampaui BOR yang ditetapkan World Health Organization (WHO), yakni 60 persen. RSUD yang BOR-nya sudah 76 – 100 persen, meliputi RSUD Meuraxa Banda Aceh, RSUD  Subulussalam, RSUD Aceh Besar, RSUD Aceh Singkil, RSUD Datu Beru Takengon, dan RSUD Tgk Abdullah Syafi’I, Pidie.

Kemudian, BOR RSUD Aceh Tamiang, RSUD Langsa, Rumkit Iskandar Muda (IM) Lhokseumawe, dan RS Jiwa Banda Aceh, antara 51 – 75 persen. Selanjutnya RSU dengan BOR 26 – 50 persen meliputi RSUD Cut Nyak Dhien Aceh Barat, RSUD dr Fauziah Bireuen, RSUD Cut Mutia Lhokseumawe, RSUD H Sahudin Aceh Tenggara, dan RSUD Tgk Chik Ditiro Sigli.

Selanjutnya RSUD Sultan Abdul Aziz Syah, Aceh Timur, Rumkit Kesdam IM Banda Aceh,  RSUD Munyang Kute, Bener Meriah, RSUD Teuku Umar, Aceh Jaya, RSUD Pidie Jaya, dan RSUD dr Zubir Mahmud di Aceh Timur.

Sedangkan tujuh rumah sakit rujukan Covid-19 lain, lanjutnya, BOR-nya masih sekitar 25 persen ke bawah, yakni Rumkit IM Meulaboh, RSUD Sultan Iskandar Muda Nagan Raya, RSUD Teungku Peukan Abdya, RSUD H Yulidin Away Aceh Selatan, RSUD Muhammad Ali Kasim Gayo Lues, RSUD Simeulue, dan RSUD Sabang.

Kemudian ia mengatakan, tingginya BOR di ruang Pinere semua rumah sakit itu  merupakan konsekuensi atas lonjakan kasus positif baru dalam tiga pekan terakhir di Aceh. Kasus-kasus baru dengan gejala sedang hingga berat, bahkan kritis, tidak tertutup kemungkinan bertambah lagi di semua daerah. Karena itu, setiap rumah sakit seyogyanya melakukan antisipasi sejak dini.

Pasien Covid-19 yang dirawat inap di rumah sakit benar-benar pasien yang mengalami gejala sedang dan berat/kritis. Pasien positif Covid-19 dengan gejala ringan dapat direkomendasikan untuk isolasi mandiri atau isolasi di tempat khusus yang disediakan oleh pemerintah daerah, seperti tempat isolasi yang dimiliki Pemerintah Kota Banda Aceh.

Ia juga menyarankan agar semua RSUD kabupaten/kota segera melakukan alih fungsi ruangan dan bed yang ada untuk perawatan Covid-19, sebagaimana dalam Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor. HK 02.01/Menkes/11/2021. Surat Edaran (SE) tersebut mengharapkan semua rumah sakit pelayanan Covid-19 mengalihfungsikan bad yang ada sesuai zonanya.

SE Menkes tertanggal 11 Januari 2021 itu menetapkan Aceh sebagai zona 3 (tiga). Setiap rumah sakit di zona ini diminta menambah kapasitas ruang rawat inap Covid-19 dengan mengkonversi minimal 20 persen dari total tempat tidur yang dimiliki, dan menambah kapasitas ICU sebanyak 10 persen dari kapasitas bed yang dikomersilkan untuk Covid-19.

“SE tersebut, selain ditujukan kepada gubernur, bupati, dan wali kota, juga kepada semua asosiasi rumah sakit di tanah air. Menkes meminta perhatian semua pihak untuk memberi pelayanan sesuai kebutuhan medis penderita Covid-19,” ujarnya.

Selanjutnya ia menghimbau semua RSUD di kabupaten/kota untuk meningkatkan selektifitas rujukan pasien ke rumah sakit rujukan utama di Aceh, yakni RSUDZA Banda Aceh. Apabila secara medis dapat ditangani di daerah tidak dipaksa rujuk ke RSUDZA. BOR ruang Pinere RSUDZA mungkin sudah 100 persen saat berita ini dirilis media.

“Selektifitas rujukan itu tujuannya agar semua pasien mendapat penanganan dan pelayanan sesuai kebutuhan medisnya,” kata Saifullah.

Kasus kumulatif

Selanjutnya Satgas Covid-19 Aceh juga melaporkan kasus akumulatif kasus Covid-19 Aceh yang telah mencapai 25.360 orang, per 9 Agustus 2021.  Jumlah penderita  yang sedang dirawat sebanyak 5.926 orang. Para penyintas Covid-19, (penderita yang sembuh) sebanyak  18.349 orang. Sedangkan kasus meninggal dunia secara akumulatif sudah mencapai 1.089 orang.

Data kasus Covid-19 di atas sudah termasuk kasus positif baru harian yang bertambah lagi hari ini sebanyak 152 orang, pasien yang sembuh bertambah mencapai 137 orang, dan penderita meninggal dunia bertambah 20 orang di Aceh.

Penderita baru Covid-19 di Aceh, meliputi warga Aceh Besar 46 orang, Banda Aceh 43 orang, Subulussalam 40 orang, Aceh Timur sebanyak lima orang, dan warga Langsa tiga orang. Kemudian warga Aceh Tenggara, Aceh Jaya, dan warga Nagan Raya sama-sama dua orang.

Selanjutnya warga Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh Tengah, Bener Meriah, Bireuen, Pidie Jaya, Pidie, Aceh Barat Daya, dan warga Aceh Selatan, masing-masing satu orang.

Sementara itu, penderita Covid-19 yang sembuh sebanyak 137 orang, meliputi warga Aceh Besar 34 orang, Banda Aceh 18 orang, Aceh Tamiang 17 orang, Langsa 15 orang, warga Aceh Utara dan Aceh Tengah sama-sama 11 orang, dan warga Pidie 10 orang.

Kemudian, warga Aceh Selatan enam orang, warga Gayo Lues dan Bireuen masing-masing lima orang, serta empat warga Aceh Barat Daya. Sedangkan satu orang lagi warga Bener Meriah.

“Pasien Covid-19 yang meninggal dunia bertambah lagi sebanyak 20 orang, namun yang meninggal dalam 24 jam terakhir satu orang. Sedangkan 19 lainnya kasus-kasus meninggal dunia sejak Juni 2021 tapi baru dilaporkan,” katanya.

Kasus-kasus meninggal dunia tersebut meliputi warga Aceh Besar sebanyak tujuh orang. Kemudian warga Lhokseumawe, Banda Aceh, Sabang, dan warga Aceh Singkil, masing-masing dua orang. Sedangkan lima lagi masing-masing satu warga Aceh Tamiang, Langsa, Aceh Utara, Gayo Lues, dan warga Bener Meriah.

Lebih lanjut ia memaparkan data akumulatif kasus probable, yakni sebanyak 873 orang, meliputi 746 orang selesai isolasi, 51 orang isolasi di rumah sakit, dan 76 orang meninggal dunia. Kasus probable yakni pasien yang secara klinisnya menunjukkan indikasi kuat sebagai Covid-19 dan dalam proses pemeriksaan swab-nya.

Sedangkan kasus suspek secara akumulatif tercatat sebanyak 9.830 orang. Suspek yang telah usai isolasi sebanyak 9.653 orang, sedang isolasi di rumah 153 orang, dan 24 orang sedang diisolasi di rumah sakit.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads