Pemerintah Aceh Sambut Baik Pembangunan Jaringan Gas Rumah Tangga di Aceh

Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, menyambut baik upaya Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH) Migas dalam membangun jaringan gas (jargas) untuk rumah tangga di sepanjang pipa Arun-Belawan yang terbentang dari Lhokseumawe hingga Belawan, Medan. 

Hal itu disampaikan Nova saat menerima kunjungan Kepala BPH Migas, M. Fanshurullah Asa, dan Anggota Komisi VII DPR-RI, Ridwan Idris dan Anwar Hisyam, di Pendopo Gubernur Aceh, Selasa (30/6/2020).

“Aceh sangat kondusif untuk berbagai investasi dan kami menyambut baik semua upaya pembangunan demi kemakmuran kawasan ini,” ujar Nova dalam pertemuan tersebut.

Nova berharap pembangunan jaringan gas ke rumah-rumah warga itu dapat memberikan manfaat besar bagi kehidupan masyarakat Aceh. 

Kepala BPH Migas dan Anggota Komisi VII DPR-RI berkunjung ke Aceh dalam rangka pengawasan kegiatan usaha niaga gas bumi melalui pipa sekaligus mengecek pemanfaatan gas bumi di Aceh, termasuk untuk mengatur dan mengawasi ketersediaan BBM di dalam negeri. 

Sejumlah tempat yang dikunjungi seperti lokasi Regasifikasi LNG PT. Perta Arun Gas (PAG), PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM), Jargas Lhokseumawe, hingga kunjungan ke Kabupaten Aceh Barat Daya terkait koordinasi pengawasan BBM.

Kepala BPH Migas, M. Fanshurullah Asa, mengatakan rencana pembangunan jaringan gas (jargas) untuk rumah tangga di sepanjang pipa Arun Belawan dilakukan untuk meningkatkan pemanfaatan fasilitas pipa Arun-Belawan demi peningkatan hidup dan perekonomian warga di kawasan tersebut. 

Potensi sambungan rumah yang bisa dibangun di sepanjang 340 km jalur pipa Arun Belawan, yang terbentang dari Lhokseumawe hingga Belawan, disebut mencapai sekitar 1,5 juta sambungan rumah tangga dengan demand kebutuhan gas sebesar 22, 2 MSCFD.

Daerah bentangan jalur pipa Arun-Belawan meliputi 8 kabupaten/kota, yakni Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh Timur, Langsa, Tamiang, Langkat, Deli Serdang hingga Kota Medan. 
Dengan terpasangnya jaringan gas tersebut diharapkan 1.5 juta rumah tangga di kawasan itu nantinya tidak memerlukan lagi pemakaian LPG 3 kg. Selain itu, harga jual jaringan gas rumah tangga ini juga disebut akan berada dibawah harga gas LPG 3 kg.

“Jika jaringan gas ini bisa dibangun artinya kita bisa membantu mengurangi penggunaan LPG bersubsidi yang menghabiskan 50 Triliun,” ujar Fanshurullah. 

Di tahun 2020 ini, kata Fanshurullah, pembangunan jaringan gas ke rumah-rumah warga akan difokuskan ke dua daerah, yaitu Langsa dan Aceh Tamiang. Sedangkan sisanya akan menyusul di tahun 2021.

Sementara itu, dengan adanya pemanfaatan gas di Aceh, Fanshurullah juga berharap agar DPR-RI ikut berperan dalam menjadikan Aceh sebagai kawasan industri berbasis gas agar pertumbuhan ekonomi di Aceh bisa menjadi lebih baik.

Fanshurullah berharap DPR-RI dapat memperjuangkan pembangunan kawasan industri berbasis gas di Aceh Utara, Lhokseumawe maupun kabupaten kota lainnya untuk menggerakan ekonomi di daerah tersebut.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads