Tanggapan Rektor UIN Ar-Raniry Tentang Cadar

Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Aceh, belum memberikan perhatian terhadap mahasiswa yang mengenakan cadar di kampus.

Mereka boleh memakai cadar berdasarkan kesadaran masing-masing atau berpakaian standar islami seperti biasa.

Rektor UIN Ar-Raniry Prof Farid Wajdi Ibrahim mengatakan, di kampus yang dipimpinnya saat ini, sudah ada kode etik bagi mahasiswa dan dosen dalam hal berpakaian.

Bagi mahasiswa, kampus mewajibkan perempuan memakai pakaian yang sopan, tidak ketat, tidak tipis, dan tidak menyerupai pakaian pria.

Terhadap mereka yang melanggar kode etik tersebut, tahap awal akan dikenai sanksi berupa teguran. Mahasiswa laki-laki juga diwajibkan berpakaian secara islami.

“Itu standar yang kita gunakan,” kata Farid saat ditemui di ruangannya, Kamis (8/3/2018).

Terkait mahasiswi yang mengenakan cadar, Farid mengaku pihaknya belum memberikan perhatian lebih. Kampus membolehkan mahasiswi mengenakan cadar. Di sisi lain, kampus juga tidak memaksa mahasiswi mengenakan pakaian yang hanya menampakkan mata saja itu.

“Kami tidak memberikan perhatian khusus terhadap mereka. Maksudnya adalah silakan saja bagaimana mereka bersikap dan sebagainya asalkan tidak memunculkan masalah, apa itu, muncul masalah kalau mereka memaksa orang lain atau pihak lain, juga bila orang lain memaksa mereka, dipaksa pakai pakaian itu (cadar) atau dipaksa meninggalkan pakaian itu,” jelas Farid.

Menurut Farid, mahasiswi pertama yang mengenakan cadar di sana adalah mahasiswi asal Malaysia. Namun belakangan, mahasiswi lokal juga sudah mulai ada yang menggunakan cadar.

“Akhir-akhir ini juga sudah ada mahasiswi lokal yang pakai cadar. Kita tidak menganggap ini ditulari oleh mereka (mahasiswi Malaysia). Bukan. Kami tidak menganggap ini ditularkan oleh siapa-siapa, tapi lebih ke kesadaran karena memakai (cadar) itu agak berat rasanya,” ungkap Farid.

“Selama tidak jadi masalah, kami belum memberi perhatian. Apa maknanya, silakan bagi yang ada kesadaran, silakan yang tidak ada pakai juga tidak disuruh. Jadi kita tidak beri perhatian namanya,” ungkap Rektor Farid. Detik

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads