Penderita HIV/AIDS di Banda Aceh Menurun

Jumlah penderita penyakit Human immunodeficiency virus infection and acquired immune deficiency syndrome (HIV/AIDS) di kota Banda Aceh terus menurun dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2014 jumlah penderita HIV/AIDS berjumlah 15 kasus, turun menjadi 12 kasus pada tahun 2015 dan menjadi 6 kasus hingga Oktober 2016.

Hal demikian disampaikan, Illiza Sa’aduddin Djamal yang tampil sebagai pembicara pada sosialisasi bahaya HIV/AIDS di Banda Aceh, Kamis (03/11).

Selain Illiza, turut hadir pemateri lainnya dari Komisi Penanggulangan Aids Kota (KPAK) Fauziah dan Ulama Muda Tgk. Masrul Aidi.

Illiza menyebutkan, salah satu penyebab terus menurunnnya angka penderita HIV/AIDS di Banda Aceh dikarenakan gencarnya dakwah dan sosialisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Banda Aceh, serta munculnya kesadaran dari masyarakat untuk melindungi lingkungan dan keluarganya.

“HIV/AIDS tidak hanya disebabkan oleh seks bebas, akan tetapi juga akibat pisau cukur yang tidak diganti, donor darah, juga dengan hal lain, akan tetapi seks bebas dominan,”ujarnya mengingatkan.

Illiza mengakui jika nantinya terpilih lagi sebagai walikota Banda Aceh periode 2017-2022, program-program pencegahan HIV/AIDS akan terus ditingkatkan.

Illiza mengakui berbagai langkah sudah dilakukan selama ini seperti program “aku bangga aku tau bagi remaja” untuk anak-anak sekolah, kemudian duta HIV/AIDS untuk melakukan sosialisasi dan juga kelompok warga peduli HIV/AIDS.

Calon Walikota Banda Aceh peridoe 2017-2022 itu berharap kaum muda proaktif untuk saling mengingatkan diantara komunitasnya masing-masing akan bahayanya HIV/AIDS.“Dan warga ini menjadi jembatan kita untuk sosialisasi di gampong. Tapi yang paling penting adalah akidah dan iman yang harus diperkuat,”ujarnya.

Terkait dengan banyaknya pendatang di kota Banda Aceh, Illiza menegaskan tidak melarang warga masuk ke Banda Aceh menempuh pendidikan dan mencari pekerjaan, akan tetapi ia berharap agar setiap warga untuk saling menjaga dan memiliki tanggungjawab untuk menjaga lingkungannya masing-masing dari maksiat.

“Kita sudah buat aturan bagaimana untuk rumah kos, kita sudah bentuk tim amar makruf nahi munkar, yang penting semua saling bertanggungjawab,”katanya.

Sementara itu Sekretaris KPAK Fauziah menyebutkan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang berisiko dan sekolah-sekolah di kota Banda Aceh.

Ditempat yang sama, Tgk. Masrul Aidi menyebutkan HIV/AIDS muncul dari peringatan Allah yang disebabkan oleh peragaulan bebas dikalangan manusia. Oleh karena itu ia mengajak para orang tua untuk mengontrol pergaulan anaknya agar tidak terjerumus kedalam pergaulan bebas.

“Setiap penyakit tidak muncul kecuali dengan kehendak Allah, dan Allah tidak pernah berbuat aniaya kepada hamba, dan jika HIV/ AIDS itu muncul pasti ada kesalahan dari unsure manusianya,”lanjutnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads