Wali Nanggroe Diharapkan Jadi Pemersatu Rakyat Aceh

0
63
Presiden Joko Widodo tiba di pendopo gubernur Aceh Senin pagi

Gubernur Aceh Zaini Abdullah berharap, lembaga Wali Nanggroe menjadi pemersatu rakyat Aceh, tempat rakyat Aceh mengadu, tempat rakyat Aceh mencari solusi dan tempat menyelesaikan persolan secara adat istiadat.

Hal demikian disampaikan Gubernur Aceh saat meresmikan komplek Meuligoe Wali Nanggroe, Rabu (13/04). Peresmian tersebut tanpa dihadiri Wakil Gubernur Aceh yang juga Ketua partai Aceh Muzakir Manaf dan Ketua DPR Aceh Muharuddin.

Zaini berharap dengan beroperasinya gedung tersebut, lembaga Wali Nanggroe dapat bekerja maksimal dalam menjalankan tugasnya sebagaimana amanat Undang-Undang Pemerintahan Aceh Nomor 11 Tahun 2006 dan Qanun Nomor 9 Tahun 2013 tentang Lembaga Wali Nanggroe.

Zaini menjelaskan, tujuan pembentukan Lembaga Wali Nanggroe sendiri antara lain untuk  mempersatukan rakyat Aceh, meninggikan Dinul Islam, mewujudkan kemakmuran rakyat, menegakkan keadilan, dan menjaga perdamaian.  Selanjutnya untuk menjaga kehormatan, adat, tradisi sejarah, dan tamadun Aceh dan mewujudkan Pemerintahan rakyat Aceh yang sejahtera dan bermartabat.

“Ini menunjukkan bahwa tanggungjawab Lembaga Wali Nanggroe sesungguhnya tidaklah ringan. Untuk mendukung kinerja itu dibutuhkan tim dan alat kerja yang memadai, termasuk fasilitas kantor dan peralatan kerja untuk mendukung aktivitas sehari-hari,”lanjutnya.

Zaini menambahkan Komplek Meuligoe Wali Nanggroe Aceh tersebut mulai  dibangun sejak tahun 2010 di atas tanah seluas 13 hektar. Di dalam komplek bangunan terdiri dari  Meuligoe Wali, rumah dinas wali, guest house, mushalla, gedung Katibul Wali, reservoir air, rumah genset dan pos satpam.

“Kami berharap, dari meuligo ini, penguatan adat dan budaya Aceh agar budaya kita tetap lestari. Kesatuan masyarakat Aceh harus lebih nyata. Oleh sebab itu saya minta kepada semua pihak terkait, agar fasilitas dan sarana yang telah ada ini dapat dimanfaatkan dan dirawat dengan baik sehingga Komplek ini dapat pula berfungsi sebagai rumah bagi semua adat dan  budaya Aceh,”lanjutnya.

Sementara itu Wali Nanggroe Malik Mahmud berharap dengan dipeusijuknya Meuligoe tersebut kerja-kerja lembaga wali nanggroe menjadi lebih terfokus dan terarah. Ia mengajak seluruh jajaran untuk bekerja lebih optimal dan professional.

“Mudah-mudahan ini membawa kebaikan bagi seluruh rakyat Aceh, walaupun kegiatannya sederhana mudah-mudahan tidak mengurangi rasa syukur kita kepada Allah, insya Allah apa yang kita lakukan di ridhai Allah,”ujarnya.

Ditempat yang sama Kepala Dinas Cipta Karya Zulkifli menyebutkan pemerintah aceh telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 97 Milyar untuk membangun komplek Meuligoe Wali Nanggroe selama periode tahun 2010-2015.

Ia merincikan gedung utama akan berfungsi sebagai gedung pertemuan, rumah dinas sebagai kediaman wali, serta gues house sebanyak 24 kamar untuk tamu.

Saat ini menurutnya juga sedang dibangun kantor sekretariat Wali Nanggroe serta sejumlah fasilitas lain yang harus dilengkapi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.