Sukses Larangan Tahun Baru, Walikota : Terima Kasih Warga Banda Aceh

0
55
Suasana sepi pada puncak malam tahun baru di Banda Aceh/Abu

Tidak terlihat kegiatan dalam bentuk apapun dalam rangka menyambut malam tahun baru di kota Banda Aceh, Kamis (31/12) malam hingga Jum’at (01/01) dini hari.

Walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal, Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Zulkifli dan Dandim 0101/BS Letkol Inf. Riswanto terlihat memantau langsung di Simpang Lima Kota Banda Aceh, tempat yang paling rawan untuk dilakukannya perayaan malam tahun baru.

Sementara itu sejumlah ruas jalan juga dijaga pihak kepolisian, TNI, Satpol PPWH serta RAPI. Meskipun arus lalulintas lebih padat dari hari biasa, namun tidak ada insiden apapun yang mengarah kepada perayaan malam tahun baru.

Walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal bersyukur dan berterimakasih kepada warga Banda Aceh atas suksesnya larangan perayaan malam tahun baru di Banda Aceh.

“Terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung suksesnya larangan perayaan malam tahun baru, Semoga kedepan negeri kita makin sejahtera dan penuh kasih saying Allah,”ujar Illiza.

Sementara itu Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Zulkifli menyebutkan larangan tersebut dalam rangka kemaslahatan umat.
Kapolresta mengapreasiasi kesadaran masyarakat Banda Aceh yang mulai menyadari bahwa perayaan malam tahun baru bukan miliknya umat Islam.

“Tidak ada hal yang mengakibatkan terjadinya malam tahun baru, dan sudah lebih baik dari tahun sebelumnya, dan kegiatan masyarakat tetap berjalan seperti biasanya,”ujarnya.

Seperti diketahui, sebelumnya Forkopimda Banda Aceh mengeluarkan seruan bersama yang intinya meminta kepada masyarakat kota Banda Aceh agar pada malam tahun baru masehi, tidak melakukan kegiatan dalam bentuk apapun, yang dikaitkan dnegan malam tahun baru, baik yang berbungkus dengan nuansa agama seperti zikir, maupun yasinan ataupun tausiah, dan kegiatan lain yang bersifat hura-hura seperti pesta kembang api, terompet, permainan-permainan lain yang tidak bermanfaat, yang bertentangan dengan norma-norma agama Islam, adat istiadat, kebiasaan dan etika masyarakat Aceh, serta balap-balapan yang sifatnya membahyakan orang lain dan diri sendiri.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.