Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengatakan makam Cut Nyak Dhien di kota Sumedang menjadi bukti betapa tangguhnya perempuan dalam mengusung semangat perlawanan melawan kebathilan. Cut Nyak Dhien memberi contoh kepada kita tentang pentingnya mempertahankan harga diri bangsa.
βIa menjadi simbol keperkasaan dan kepemimpinan yang tangguh, ia lambang emansipasi wanita, semua ini adalah perilaku terpuji yang bisa diteladani. Cut Nyak Dhien juga spirit bagi hati yang teguh pada kebenaran,β kata Gubernur, dalam sambutannya yang dibacakan Kadis Kebudayaan dan Pariwisata AcehReza Fahlevi,Β saat pembukaan FestivalΒ Cut Nyak Dhien (FCND) 2014, di alun-alun Sumedang, Jawa Barat, Jumβat (31/10/2014).
Pembukaan kegiatan ini ditandai dengan pemukulan Gong, yang dilakukan oleh Bupati Sumedang H. Ade Irawan, didampingi Istri Gubernur Aceh Niazah A Hamid, Kadisbudpar Aceh Reza Fahlevi dan Wakil Bupati Aceh Barat, Rahmadsyah F.
Dikatakan, Festival yang kental dengan perpaduan seni budaya Aceh Sumedang ini merupakan momen khusus yang mengandung makna historis dan diharapkan bisa mendorong munculnya kembali semangat Cut Nyak Dien di kalangan masyarakat Indonesia, sehingga semangat persatuan dan kesatuan bangsa merekat erat di dalam sanubari anak bangsa.
Festival yang digelar bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat ini, kata Gubernur, tidak hanya penting untuk melestarikan sejarah dan perjuangan bangsa, tapi juga penting sebagai alat perekat semangat persaudaraan dan kebersamaan sebagai anak bangsa.
βSemangat itu tentu bukan untuk berperang, sebab kita tidak memiliki musuh. Semangat yang kita teladani adalah perjuangan beliau dalam memperjuangkan kebenaran dan menegakkan harga diri bangsa. Semangat inilah yang perlu kita jabarkan dalam progam-program pembangunan yang partisipatif,β harapnya.
Menurut Gubernur, perjuangan wanita tangguh yang lahir dipedalaman Aceh Besar itu bukan hanya untuk membebaskan Aceh dari penjajah Belanda tapi juga untuk menegakkan harga diri bangsa, βDan ini menjadi contoh emansipasi perempuan di masa lalu.Β Masalah gender sama sekali tidak menghalangi dirinya untuk tampil di medan tempur. Bagi Cut Nyak Dien, gender adalah kodrat, sedangkan perjuangan dan kepemimpinan adalah hak semua orang,βkatanya.
βPaling tidak inilah sisi lain keteladanan yang diajarkan Cut Nyak Dien kepada kita semua, terutama kaum wanita di negeri ini.Β Wanita juga punya kemampuan untuk tampil sebagai pemimpin,β imbuh Gubernur, dalam pidatonya yang disampaikanΒ Reza Fahlevi.