DPRA : Kekerasan Bisa Buat Warga Takut Ke TPS

Anggota komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Ghufran Zainal Abidin mengaku khawatir jika kekerasan terus berlanjut masyarakat akan takut menuju Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada hari H pencoblosan, tepatnya 9 April 2014 mendatang.

Hal demikian dikatakan Ghufran menyikapi masih berlangsungnya aksi kekerasan di provinsi Aceh meskipun sudah ada ikrar damai diantara ketua-ketua partai politik di provinsi Aceh.

Kasus terakhir adalah penggranatan kantor Partai Aceh kecamatan Lueng Bata Banda Aceh, Selasa malam.

Ghufran menyarankan gubernur Aceh bersama Forkompimda untuk duduk kembali dengan pimpinan-pimpinan partai politik untuk menguatkan kembali komitmen pemilu damai.

Ghufran mendesak pihak kepolisian untuk secepat mungkin mengungkap aksi-aksi kekerasan yang terjadi di provinsi Aceh selama tahapan pemilu. Menurutnya jika tidak diantisipasi dikhawatirkan angka golput di Aceh akan tinggi, bukan karena masyarakat tidak mau memilih, akan tetapi karena takut untuk datang ke TPS.

“Beberapa peristiwa yang terjadi baik yang ada korban atau tidak harus diungkap cepat sehingga masyarakat merasa nyaman menuju ke TPS”lanjut ketua DPW PKS Aceh itu.

Ghufran menambahkan aksi-aksi kekerasan menjelang pemilu juga menjadi ujian berat bagi Kapolda Aceh Brigjen Husein Hamidi selaku kapolda baru di provinsi Aceh, menurutnya Kapolda harus menunjukkan prestasinya dengan cara mengungkap segala bentuk kekerasan di provinsi Aceh yang terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir.

Menurut Ghufran pihak kepolisian dibantu TNI harus menjamin keamanan bagi masyarakat Aceh hingga hari pencoblosan,” kekerasan harus diantisipasi sebelum terjadi, hal itu menjadi tugas dari pihak intelijen yang bertugas di provinsi Aceh”pungkas Politisi PKS itu.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads