Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al-Haytar mengajak pemerintah Aceh untuk melakukan revolusi dunia Pendidikan Aceh, dengan melaksanakan terobosan dan perubahan secara fundamental yang dimulai dari bangku sekolah sejak usia dini hingga perguruan tinggi.
Hal demikian dikatakan Wali Nanggroe Malik Mahmud Al Haytar pada pidato pertamanya setelah dikukuhkan di DPR Aceh, Senin (16/12/2013).
Malik mengatakan revolusi pendidikan perlu dilakukan Sehingga nantinya pendidikan di Aceh tidak semata-mata untuk mempersiapkan seseorang menjadi pegawai pemerintah, akan tetapi juga menciptakan wirausahawan yang mampu menciptakan lapangan kerja.
“ Anak-anak Aceh yangsejak usia dini sampai perguruan tinggi sudah dididik berdaya dalam menumbuhkan budaya inovasikreatifitas dalam mengelola sumbertdaya alam, berkemampuan dalam persaingan kewira-usahawan dengan menciptakan lapangan kerja serta berdaya guna dalam mengembakan Peradaban Aceh sebagai peradaban dunia” ujarnya.
Malik menyebutkan Ada tiga tantangan besar kedepan dalam mengurangi kesenjangan social, ketidak-adilan ekonomi dan kesenjangan antara wilayah yang perlu segera kita temukan solusinya dalam membangun Aceh, ketiga tantangan tersebut masing-masing Aceh harus berdaya menghadapi ancaman global atas perdamaian dunia yang berdampak pada keberlanjutan perdamaian Aceh, kemudian merespon ancaman liberalisasi kebudayaan dan merespon ancaman sekaligus meraih peluang leberalisasi ekonomi yang ditandai dengan lonjakan harga pangan dan energi yang terus meningkat secara cepat, pemanasan global yang menyebabkan perubahan cuaca secara ekstrim yang berdampak pada keberlanjutan ekosistem bumi.
Selain itu Malik memandang perlu segera melakukan revitalisasi seluruh pranata peradaban Aceh dan menjadikannya sebagai bagian dari Peradaban Indonesia dan Dunia.