8 Tahun Pasca Tsunami, Tambak Rusak Belum Direhab

Ratusan hektar tambak di pesisir Banda Aceh yang hancur akibat tsunami pada tahun 2004 silam, hingga kini tak kunjung dilakukan rehabilitasi.

Dinas pertanian, perikanan dan kelautan kota Banda Aceh mengaku pemerintah tidak punya anggaran untuk merehab kembali tambak-tambak tersebut.

Kepala dinas pertanian, perikanan dan kelautan Razali mengatakan lahan tambak yang rusak akibat tsunami 2004 silam mencapai 200 hektar lebih dari 400 hektar tambak di pesisir Banda Aceh, tambak-tambak itu tersebar di kecamatan Syiah Kuala, Meuraksa, Kuta Alam dan Kuta Raja.

“Yang 200 hektar lain memang tidak hancur total, sehingga masih bisa digunakan, kerusakan parah itu di Syiah Kuala, Kutaraja dan Meuraksa, kalau Jaya Baru ada tapi sedikit”lanjutnya.

Razali menambahkan untuk memperbaiki tambak-tambak tersebut pemerintah membutuhkan dana yang cukup besar, diperkirakan mencapai 20 milyar.

Razali menyebutkan saat ini pihaknya juga terus berupaya melakukan pembinaan dan bantuan bibit-bibit serta pakan kepada petani tambak.

Razali berharap tambak yang masih bagus untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh petani tambak, menurutnya bibit yang cocok dikembangkan di tambak-tambak pesisir Banda Aceh adalah udang lokal dan nila air asin yang sudah diadaptasikan sehingga bisa hidup di air payau, serta ikan bandeng.

Bahkan untuk memelihara nila dan bandeng, petani tambak bisa tidak mengeluarkan biaya untuk pakan, karena kedua jenis ikan ini bisa memakan tumbuhan dan alga-laga tertentu yang ada di air.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads