Kepala Dinas Pertanian Aceh, Asrin menyatakan kenaikan harga beras dalam sebulan terakhir disebabkan menurunnya hasil panen padi petani Aceh pada bulan Januari dan Februari karena masyarakat petani sedang dalam masa tanam kembali.
Asrin mengatakan pada bulan Januari hingga Februari memang hasil panen padi rendah sehingga harga gabah bisa tinggi , namun hingga saat ini produksi beras di Aceh masih sangat terkendali, bahkan persediaannya untuk kualitas medium masih cukup. Menurutnya, tidak ada istilah paceklik di Aceh, karena semua masyarakat masih bisa mengkonsumsi beras dan masih mudah mendapatkannya, bahkan stok beras untuk masyarakat miskin juga tersedia di Bulog.
“Seperti di Aceh Besar ni di Februari akan panen, di Januari memang sangat minim orang panen karena itu kan musim nanam, begitu juga dijuni itu juga musim tanam, nah disitulah harga gabah naik, nah masyarakat kita harusnya menerapkan pola lama yaitu menyisihkan padi disaat begini,” katanya.
Asrin menambahkan pemerintah harus mengantisipasi kondisi-kondisi pasar yang bergejolak. Selain itu, kepada masyarakat khususnya petani kembali bisa menghidupkan budaya lumbung beras di rumah seperti yang dicontohkan oleh orang Aceh dizaman dulu.
Selain itu pemerintah pun diharap bisa menggandeng pihak swasta untuk mau berinvestasi di bidang pertanian, khususnya pertanian padi dengan membangun kilang-kilang padi modern yang bisa menggiling beras dan menghasilkan beras dengan rasa berkualitas tinggi, sehingga gabah di Aceh tidak mengalir keluar daerah.
Sebelumnya Kepala Badan Pusat Statistik Aceh, Syech Suhaimi mengatakan kenaikan harga beras menjadi penyumbang utama inflasi Aceh pada bulan Januari 2011, inflasi aceh pada bulan Januari 2011 mencapai 1,76 persen, angka tersebut bahkan jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata inflasi nasional yang hanya 0,89 persen.