Kabid Promosi dan Investasi Aceh, Badarudin menyatakan pasca perdamaian Aceh sejumlah negara menyatakan ketertarikannya untuk menjadi Investor di Aceh.
Ia mengakui sejumlah negara seperti Singapura, Korea Selatan, Cina dan Malaysia sudah menyatakan ketertarikannya untuk menanamkan modalnya di Provinsi Aceh, apalagi menurutnya dalam Perpres nomor 11 tahun 2010 pemerintah pusat telah memberikan izin kepada Aceh untuk bisa langsung bekerja sama dengan pengusaha dan badan diluar negeri, dan Perpres tersebut hanya berlaku untuk Aceh.
“Karena Aceh sudah aman, regulasinya semakin baik, sehingga Aceh menjadi incaran investasi, itu setiap hari dari Korea, Cina, Singapura dan Malaysia itu berdatangan untuk menanamkan modalnya di Aceh,” ungkapnya.
Badarudin menambahkan pemerintah Aceh terus meyakinkan pihak asing bahwa Aceh memang betul – betul aman dan nyaman untuk Investasi, termasuk kecukupan energi yang sedang di bangun di Nagan raya, karena listrik merupakan hambatan investasi di Aceh.
Ketua Kadin Aceh, Firmandez, juga mengatakan pemerintah Aceh dan masyarakat harus pro investasi karena akan membuka peluang usaha bagi masyarakat yang menjadi salah satu jalan mengurangi kemiskinan dan pengangguran.
“Kita harus bekerja keras, semangat yang keras untuk mengajak masyarakat agar pro investasi, ok, pemerintah daerah pro investasi, Kadin juga pro tapi kan masyarakat kan perlu di suarakan terus dan tidak boleh berhentikan dengan suasana ketidaknyamanan tadi,” katanya.
Dilain pihak Anggota Tim Ekonomi pemerintah Aceh, Iskandarsyah Bakri mengatakan untuk berinvestasi di Aceh negara – negara asing tidak perlu khawatir lagi dengan kondisi kemanan, karena pasca perdamaian kondisi Aceh sudah jauh lebih baik. (im)