Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai sebagai orang yang paling berhak menerima kursi perdamaian dari masyarakat Aceh, hal itu karena SBY dinilai mampu meredam konflik di Aceh yang berlangsung selama lebih dari 30 tahun.
Seunit kursi yang terbuat dari akar kayu yang kemudian dijadikan sebagai simbol dari kursi perdamaian. Kursi ini merupakan karya Malio Adnan, warga asal Kabupaten Aceh Tengah.
Sesusai menerima kursi perdamaian, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak seluruh masyarakat Aceh untuk terus menjaga perdamaian Aceh karena sudah terlalu lelah rakyat Aceh mengahdapai konflik yang berkepanjangan.
“Jangan biarkan ada fikiran dari siapapun untuk merobek kembali perdamaian Aceh ini, karena sudah begitu panjang jalan yang kita tempu dan lalui dengan berbagai tantangan, untuk itu mari kita jadikan damai ini untuk membengun Aceh dan bangsa Indonesia kemasa depan,” katanya.
Sementara itu Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf mengatakan sebagai rasa terima kasih rakyat Aceh terhadap jasa Presiden SBY dalam perdamaian Aceh maka pemerintah Aceh berinisiatif untuk menyerahkan kursi kayu asli buatan putra Aceh kepada SBY.
“Atas nama rakyat Aceh kami menyerahkan kursi perdamaian kepada presiden, kursi perdamaian ini hanya diberikan kepada orang yang berjasa dalam perdamaian Aceh dan kami rasa presiden sangat pantas menerimanya, karena presiden merupakan inisiator perdamaian Aceh,” katanya.
Dalam kunjungannya ke Aceh, Presiden SBY menyerahkan 125 ribu batang pohon trembesi yang merupakan pogram gerakan tanam 1 milyar pohon di seluruh Indonesia,
rencannya presiden akan berada di Aceh selama dua hari. Dan pada hari selasa 30 November 2010, presiden dijadwalkan akan membuka secara resmi jamboree nasional di Seulawah. (im)