Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Aceh Tgk H Faisal Ali, berpendapat para dosen atau mahasiswa yang akan memperoleh beasiswa untuk melanjutkan pendidikanya di universitas luar negeri itu harus kuat akidahnya.
“Saya sarankan agar Pemerintah Aceh harus menyeleksi calon penerima beasiswa belajar ke luar negeri itu tidak hanya lulus karena kemampuan intelektual tapi juga harus kuat akidahnya,” katanya di Banda Aceh, Rabu.
Hal tersebut disampaikan terkait adanya oknum dosen di salah satu perguruan tinggi Islam yang membawa mahasiswanya ke salah satu rumah ibadah nonmuslim di Kota Banda Aceh.
Kalau penerima beasiswa ke luar negeri itu tidak diperkuat dengan ilmu agama (Islam) atau akidahnya, maka dikhawatirkan setelah pendidikannya selesai maka akan memberikan pandangan serta pemikiran keliru yang justru bertentangan dengan ilmu agamanya.
“Kalau itu terjadi, maka saya khawatirkan generasi muda Aceh teracuni oleh oknum dosen yang memang sudah salah dalam menerima ilmunya saat belajar di luar negeri,” kata Faisal Ali yang juga Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh itu.
Faisal juga mengatakan, yang dibutuhkan Aceh saat ini adalah orang-orang yang ahli dalam ilmunya bukan pemikir. Kalau untuk pemikir, maka Aceh mungkin sudah lebih dan karenanya perbanyak ahli bagi masing-masing bidang ilmu.
“Artinya, apakah masih relavan di UIN Ar-Raniry itu ada pelajaran tentang perbandingan agama. Kalau untuk pemikir agama Islam maka konteknya bagi Aceh sudah cukup banyak ulama di ponpes-ponpes,” katanya menambahkan.
Sementara itu, juru bicara Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh Suaidi Sulaiman juga mengecam adanya oknum dosen yang membawa mahasiswa untuk belajar di rumah ibadah nonmuslim.
“Itu merupakan upaya pemurtadan yang dilakukan di Aceh dan pemerintah harus bertindak cepat dalam mengatasinya dengan tidak memberi kesempatan bagi setiap orang mengusik ketenangan masyarakat daerah ini,” katanya menjelaskan.(antara)