Presiden Jusuf Kalla menilai Aceh sudah banyak alami perubahan terutama dengan meningkatnya pembangunan pascatsunami 10 tahun yang lalu, sehingga kehidupan sudah normal lagi.
“Pasti banyak hal yang berubah seperti semangat, fasilitas, bangunan dan begitu banyak yang sudah berubah. Tapi yang terpenting masyarakat tetap semangat,” kata Jusuf Kalla kepada pers di Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam, Kamis (25/12).
JK berada di Aceh untuk menghadiri peringatan 10 tahun tsunami yang akan dilangsungkan, Jumat (26/12).
Menurut wapres, dirinya merasa bahagia bisa bertemu kembali dengan masyarakat Aceh yang 10 tahun lalu alami bencana, namun sekarang sudah hidup kembali secara normal.
“Tentu saja saya bahagia bertemu rekan-rekan yang 10 tahun lalu berjumpa dan kini mereka sudah semangat lagi,” katanya.
Peringatan 10 Tahun Tsunami Aceh diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Aceh bekerjasama dengan BNPB, BMKG, Kementerian ESDM, Kementerian Pariwisata, dan UKP4.
Peringatan tersebut berlangsung mulai tanggal 25 sampai 28 Desember 2014, terdiri dari beberapa rangkaian acara yaitu Aceh Berzikir, Upacara Peringatan 10 Tahun Tsunami, Pameran Kebencanaan, Seni Kreatif, Pameran Foto dengan Tema Rekonstruksi dan Pengurangan Resiko Bencana, Malam Kesenian Aceh/Malam Apresiasi, dan Run ID/Tsunami 10 K.
Acara Peringatan 10 Tahun Tsunami akan dihadiri perwakilan dari 34 negara, diantaranya akan hadir Perdana Menteri Singapura dan Perdana Menteri Malaysia, duta besar dari berbagai negara, lembaga bilateral serta multilateral lainnya.
Bencana tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004 disebabkan oleh gempa bumi berkekuatan 9,3 SR yang berpusat di 3,3 LU – 95,98 BT. Gempa tersebut menimbulkan getaran kuat dan patahan sepanjang ± 1200 km yang membentang dari Aceh sampai ke Andaman.
Berdasarkan data dari Pemerintah Daerah Aceh, tsunami mengakibatkan 126.741 jiwa meninggal, 93.285 jiwa hilang, 500.000 orang kehilangan tempat tinggal, dan hampir 750.000 orang kehilangan pekerjaan.
Turut serta mendampingi Wapres, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara, Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, dan Menteri PAN dan RB Yuddy Chrisnandi.(republika)