Strategi CNR Label Mengembangkan Bisnis Fashion Muslim

Di tengah meningkatnya kesadaran akan pentingnya pakaian yang tidak hanya stylish tetapi juga sesuai dengan syariat Islam, bisnis fashion syar’i semakin berkembang dan menjadi peluang yang menjanjikan. Salah satu brand yang berhasil menavigasi industri ini adalah CNR Label, yang mengusung konsep busana syar’i dengan sentuhan elegan dan berkelas.

Cut Nadya Riska, pendiri CNR Label, memulai bisnis ini sejak tahun 2016 saat masih duduk di kelas 3 Madrasah Aliyah (MA) di sebuah pesantren. Awalnya, ia menjual jilbab pet yang sedang tren kepada teman-temannya dengan memanfaatkan jasa penjahit lokal. Namun, bisnisnya sempat terhenti karena ia harus fokus pada pendidikan dan pekerjaannya. Pada tahun 2020, Nadya kembali menghidupkan bisnisnya dengan identitas baru, menambahkan kata “Label” untuk memperkuat branding.

Dalam mengembangkan CNR Label, Nadya membentuk tim yang solid yang memiliki keahlian di bidang digital, administrasi, dan keuangan. Tim ini sebagian besar terdiri dari teman-temannya yang memiliki visi yang sama. Selain jilbab, CNR Label memperluas lini produknya ke pakaian muslimah seperti abaya, dengan target pasar perempuan yang ingin tampil syar’i namun tetap elegan dan nyaman. Oleh karena itu, bahan yang digunakan dipilih dengan cermat agar tidak panas, tidak menerawang, dan nyaman dipakai. Semua produk diproduksi langsung di Aceh oleh penjahit lokal untuk memastikan kualitas tetap terjaga.

Salah satu produk unggulan mereka adalah Sauda dan Layla, yang menggunakan bahan jet black berkualitas tinggi, dikenal tahan lama dan tidak mudah berubah kualitasnya. Selain itu, CNR Label juga menawarkan jilbab berbahan babydoll dalam berbagai ukuran. Tak hanya fokus pada kualitas produk, CNR Label juga berkomitmen terhadap keberlanjutan lingkungan. Nadya menyadari bahwa industri fashion merupakan salah satu penyumbang limbah terbesar, sehingga ia memilih desain yang timeless agar tidak cepat tergantikan oleh tren.

Komitmen CNR Label tidak hanya dalam bisnis, tetapi juga dalam pemberdayaan perempuan. Lebih dari 90% tim penjahitnya adalah perempuan dari Aceh Besar dan Banda Aceh, sehingga bisnis ini turut membantu meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. Dalam memasarkan produknya, Nadya selektif dalam memilih influencer karena mereka akan merepresentasikan brand CNR Label yang memiliki tagline “The Way to Be Classy”. Oleh karena itu, ia bekerja sama dengan influencer yang sering menampilkan outfit sesuai dengan identitas brand.

Perjalanan CNR Label tidak selalu mulus. Berbagai tantangan, termasuk keterbatasan waktu dan masalah keuangan, sempat menghambat perkembangan bisnis ini. Pada tahun 2022, Nadya bahkan mempertimbangkan untuk berhenti, tetapi dedikasi dan keyakinannya membuahkan hasil. Pada 2023, CNR Label meraih juara kedua dalam kompetisi Academy Women Entrepreneurs. Kemudian, pada 2024, CNR Label kembali menjadi finalis Aceh Muslim Preneur (AMP) yang diadakan oleh BSI Aceh, dan berhasil memiliki kantor sendiri. Pada 2025, CNR Label menargetkan untuk dikenal secara nasional sebagai ikon brand asal Sumatera.

Selain mengembangkan bisnisnya, Nadya juga mendukung setiap anggota timnya agar dapat memiliki usaha sendiri di bidang yang mereka kuasai. Ia percaya bahwa dengan meningkatkan keterampilan mereka, mereka tidak hanya menjadi karyawan, tetapi juga dapat tumbuh sebagai pengusaha mandiri.

Saat ini, CNR Label telah berhasil menjangkau pasar nasional, seperti Jakarta, Surabaya, dan Makassar. Bahkan, produknya sudah mulai dikenal di luar negeri melalui layanan jastip ke Mesir, Turki, Albania, dan Madinah. Untuk informasi lebih lanjut, CNR Label dapat ditemukan di Instagram @cnr.label, Shopee @cnr.label, dan segera hadir di website resmi cnr.com.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads