Walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Jamal mengaku sangat khawatir dengan pergaulan generasi muda di kota Banda Aceh. Kekhawatiran itu muncul menyusul ditemukannya kasus-kasus HIV/AIDS dikota Banda Aceh.
Hal demikian dikatakan walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Jamal pada kegiatan duek pakat ulama kota Banda Aceh, Kamis (06/11).
Illiza mengatakan pergaulan bebas dan narkotika dikalangan remaja kota Banda Aceh menjadi hambatan tegaknya syariat Islam. Illiza mencontohkan dalam kehidupan sehari-hari, warung kopi justru lebih semarak daripada masjid-masjid, belum lagi anak-anak yang bergaul tanpa batas bahkan menjadi anak punk.
Ia berharap ulama dan tokoh masyarakat ikut bersama-sama Pemko Banda Aceh untuk melakukan pencegahan. Melalui duek pakat itu Illiza meminta dukungan ulama untuk menegakkan syariat Islam, “Terhadap pergaulan muda-mudi kita yang saat ini mereka banyak masuk pergaulan bebas, narkotika, jumlah HIV AIDS yang terus meningkat, ini harus disikapi dan ada aksi untuk pencegahan agar tidak terus meluas”ujarnya.
Illiza mengakui ulama memiliki peran untuk membimbing masyarakat agar menjaga setiap anggota keluarganya dari pergaulan bebas, “kami berharap ulama mengambil peran dalam setiap kebijakan di kota Banda Aceh”lanjutnya.
Ia berharap keberadaan ulama dan umara sejalan dalam penegakan syariat Islam secara kaffah, “Keberadaan ulama untuk dihargai dan didengar oleh masyarakat , karena tanpa keterlibatan ulama penegakan syariat Islam akan terhambat”
Sementara itu kepala dinas syariat Islam kota Banda Aceh Mairul Hazami mengatakan kegiatan itu bertujuan untuk menampung aspirasi dan menjalin kerjasama yang kuat antara ulama dan umara dalam mewujudkan Banda Aceh sebagai negeri yang bersyariat.