Kulit sehat adalah impian semua orang, di tengah populernya produk perawatan kulit berbahan kimia, kesadaran akan pentingnya menggunakan produk alami juga meningkat.
Pengguna skincare dan kosmetik mulai beralih ke skincare alami sebagai solusi yang ramah kulit dan lingkungan.
Dara, pebisnis dan pemilik brand Yagi Forest Skincare di Banda Aceh mengatakan bahan alami memiliki manfaat kesehatan kulit jangka panjang, sedangkan yang berbahan kimia efek sampingnya dapat berbeda-beda seperti kulit yang kering dan sensitif yang dialami oleh orang dewasa maupun anak-anak.
Ia menyebutkan seperti eksim yang banyak dialami, “Bahkan 50% bayi yang lahir mengalami eksim.” Pengalaman pribadinya juga membuatnya makin aware pada isu kesehatan, Dara bercerita setelah menikah dan mengikuti program kesehatan untuk hamil, Ia menyadari ada banyak faktor yang memperlambat seseorang memiliki anak, “Salah satunya pemakaian produk-produk personal care, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon.” tambahnya.
Saat memutuskan beralih ke skincare berbahan organik, Dara kesulitan untuk menemukan produk organik di pasar, “Produk organik masih sulit didapat dan harus diimpor, Aku merasa sayang jika kita hanya mengimpor barang dari luar, padahal bahan-bahan baku dari Indonesia itu sangat bagus. Jadi, aku mulai melihat (membaca) bahan-bahan baku ini, dan ternyata bisa kita olah,” ujarnya.
Kesulitan itu ia jadikan peluang bisnis untuk menghadirkan produk lokal yang mudah didapatkan, “Karena jadi kebutuhan pribadi dan mulai perhatian dengan isu yang makin besar (kesehatan), saya memutuskan untuk mengambil kuliah tambahan, belajar formulasi produk natural,” lanjutnya lagi.
Diawal, Dara tak menyangka jika roduk skincare yang ia hadirkan bermanfaat untuk pengguna yang memiliki masalah kulit sensitif, “Tidak memberikan reaksi alergi, dan malah menjadikan kulit mereka lebih sehat, yang terpenting mereka tidak lagi ketergantungan (produk).”
Yagi Forest skincare memulai produk dari produk body butter, terus berkembang hingga memilik 17 SKU seperti shampo, body wash, body serum, dan scrub dari kopi Gayo, “Bahan baku dari Aceh seperti Nilam, kelapa, dan serai, semua bahan itu kita olah jadi produk-produk yang berkualitas dan terstandar internasional,” sebut Dara.
Dara mengatakan produk dari Yagi Forest skincare menghadirkan manfaat yang dibutuhkan, karena murni menggunakan bahan-bahan yang diakui secara natural, “Produk kami memang 100% natural, dalam artian, teknologi yang kita miliki dalam proses pengolahannya, kita menyebutnya “Biosensial Technology”, itu menyebabkan bahan yang kita olah ini tidak kehilangan manfaatnya,” katanya.
Jika biasanya, produk lain memiliki klaim natural, menurut Dara bahan bakunya pasti menurun kualitasnya, “Tapi untuk produk kami, karena saya sendiri akhirnya belajar tentang formulasi produk natural, kami bisa menjaga kualitas bahan-bahan baku yang ada di Indonesia, sehingga manfaatnya tetap bisa tersampaikan ke kulit kita dan membuat kulit lebih sehat,” ujarnya.
Body butter, deodorant, dan head-to-toe wash adalah produk yang paling diminati, “Body butter sangat serbaguna, bisa digunakan untuk kulit kering, luka bakar, dan lainnya. Deodorant kami tidak menyebabkan iritasi dan cukup tahan lama. Head-to-toe wash sangat praktis karena bisa digunakan sebagai sabun dan sampo dalam satu produk,” jelasnya.
Di samping manfaatnya, harga yang terjangkau, mulai dari Rp150.000 hingga Rp250.000 per produk, menjadikan Yagi Forest skincare disukai dan setia dengan produk tersebut, “Kami cukup dekat dengan pelanggan, ada komunitas yaitu Yagi Rangers, isinya pelanggan yang sudah/ingin mencoba produk kami, sering ada kegiatan menarik dan berbagai benefit lain, jadi membangun kepercayaan pada produk dan pelanggan,” lanjutnya.
Dara mengatakan jika Yagi Forest telah memulai riset sejak 2015, dan mulai beroperasi secara legal pada 2018. Sejak awal membangun bisnisnya, Dara berkomitmen untuk membantu para petani dengan memasok langsung bahan baku dari supplier yang membina para petani, bukan dari pasar atau pihak ketiga.
Seiring untuk menjaga alam, “Supplier yang bekerja sama dengan petani yang memiliki nilai yang sama dalam melestarikan hutan di Indonesia, karena Yagi Forest sendiri memiliki faktor keberlanjutan atau sustainability,” sebut Dara.
Untuk mendapatkan hasil optimal, Dara menekankan konsistensi dalam penggunaan produk karena produk natural memberikan efek yang tidak serta-merta terlihat dalam waktu singkat, “Kita harus sabar dan melihat hasilnya dalam jangka panjang.”
Produk Yagi Forest telah memiliki legalitas izin seperti halal dan terdaftar di BPOM, “Pabrik kami yang ada di Merduati adalah pabrik pertama yang memiliki izin produksi dari Balai POM Aceh.” Dan menjadi bagian dari BSI UMKM Center sejak awal hadir untuk membantu UMKM di Aceh, “Kami juga ikut ke bazar, expo dan mulai mengetahui apa yang diinginkan pasar.”
Kesuksesan Yagi Forest saat ini juga diikuti dengan tantangan yang lebih besar, “Masalah dana, mencapai pasar yang lebih luas, serta biaya produksi yang semakin tinggi, juga pengiriman bahan baku dari seluruh Indonesia ke Aceh menjadi isu logistik yang cukup krusial.
Tapi ia percaya kunci utama dalam berbisnis adalah kegigihan dan ketahanan menghadapi segala tantangan, “Badai dalam berusaha selalu ada, dan sikap kita dalam menghadapinya itulah yang menentukan apakah kita akan sukses atau tidak.”
Selanjutnya Yagi Forest akan terus berupaya untuk dapat menjangkau pasar yang lebih luas, “Meskipun kami berlokasi di Aceh, kami ingin menjangkau pasar di Pulau Jawa dan Jakarta, produk kami tersedia di Simpanglima Grocery, dan jangkau kami di Instagram Dapatkan produk Yagi Forest skincare di @yagi.forest.” (Nurul Ali)