Pemko Banda Aceh masih mengkaji perlu tidaknya membangun fasilitas transportasi umum. Rencana dan kajian tersebut dibahas oleh Walikota Banda Aceh bersama pihak Cities Development Initiative fo Asia (CDIA)yang turut dihadiri Sekda, Asisten II, dan Kepala Bappeda di ruang rapat walikota Banda Aceh, Senin (13/10).
Sekda Kota Banda Aceh T. Saifuddin TA mengatakan pembangunan fasilitas transportasi umum di Banda Aceh perlu dikaji lebih mendalam. Katanya masyarakat kota saat ini mayoritas sudah memiliki sepeda motor untuk transportasinya. Dengan sepmor tersebut masyarakat dapat berangkat dari rumah ke tempat tujuan tanpa hambatan.
Oleh karenanya kata sekda transportasi umum berupa Tremp (kereta mini rel) perlu dikaji. Ini terkait siapa segmen penggunanya, lalu kenyamanannya, dan penyediaan lahan parkir bagi pengendara sepmor yang akan mengunakan Tremp tersebut.
“Ini perlu kita kaji, jangan nanti setelah kita uji coba jadi sia-sia, karena biaya operasionalnya juga mahal,” ujar sekda yang disahuti walikota.
Sementara Jovis Van Etk didampingi Stevan Baver Wolf dari CDIA mengatakan CDIA hadir ke Banda Aceh dalam rangka memenuhi undangan pemko untuk membahas dan mendengar berbagai rencana pembangunan di Banda Aceh. Salah satunya adalah sarana transportasi umum.
“Kami ingin meninjau, apa saja yang ingin dibangun di Banda Aceh,” kata jovis yang fasih berbahasa Indonesia.
Jovis menyampaikan jika memang dirasa perlu, CDIA akan membantu bukan hanya alat transportasi umum, tapi fasilitas lainnya juga.
Namun kata Jovis, pihaknya juga perlu mendengar presentasi dari pemko serta perlu kajian mendalam untuk mencapai kesepakatan kerjasama tersebut.
CDIA sendiri kata Jovis hadir untuk membantu serta mendorong pembangunan kota-kota di Asia. Usai pertemuan tersebut, CDIA dijadwalkan ke Bappeda Kota Banda Aceh guna mendegarkan presentasi/paparan tentang pemko Banda Aceh