Kualitas dan daya saing pendidikan Aceh masih sangat rendah, hal itu bisa dilihat dari dari ranking Ujian Nasional yang menempatkan Aceh pada posisi cukup rendah dibandingkan 33 provinsi lain di Indonesia.
Hal demikian diungkapkan gubernur Aceh Zaini Abdullah pada rapat koordinasi pendidikan Aceh, Selasa (16/09) di Banda Aceh.
Zaini mengatakan pemerintah Aceh menghadapi cukup banyak masalah yang belum terselesaikan dalam menjalankan program pendidikan, seperti kualitas dan kompetensi guru yang masih sangat rendah, pemerataan guru diperkotaan dengan pedesaan yang tidak seimbang serta komposisi pengangkatan guru yang tidak sesuai dengan kebutuhan pelajaran.
Selain itu Zaini menilai masih kurang keseriusan stakeholder pendidikan dalam mengembangkan berbagai program pendidikan didaerahnya, kemudian lulusan SMK yang belum mampu menambus lapangan kerja serta masih tingginya angka penganggguran berpendidikan Sarjana di Aceh.
“Disamping itu pengangkatan kepala sekolah dan pengawas sekolah belum sesuai ketentuan yang diharapkan, serta berbagai permasalahan lainnya. Kita prihatin makanya kita undang semua ini untuk mencari solusi akan banyaknya persoalan pendidikan Aceh dan kita cari jalan keluarnya”lanjutnya.
Selain itu Zaini menambahkan terkait pendidikan Islami pelaksanaannya belum berjalan dengan baik, padahal sejak awal pemerintah Aceh sepakat meletakkan dinul Islam sebagai pondasi dasar pendidikan Aceh, namun pada kenyataannya masih diabaikan.
Zaini berharap melalui pertemuan itu akan menghasilkan sejumlah rekomendasi terbaik yang kelak bisa menjadi rujukan dalam menjalankan program pendidikan di Aceh.
Sementara itu kepala dinas pendidikan Aceh Anas M Adam menyebutkan peserta rakor merupakan Bupati/Walikota Se-Aceh, para ketua DPRK, Ketua MPD, dan kepala dinas pendidikan se-Aceh.
Menurut Anas pertemuan itu untuk merumusakan kebijakan serta menyamakan persepsi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di provinsi Aceh.