Dua peneliti muda Rayyan Athifa Charirah bersama Clarence Athaillah Khairunnisa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Banda Aceh melakukan pelestarian manuskrip kuno Aceh melalui proses digitalisasi.
Hasil karya ini ditampilkan sebagai penelitian pada ajang Madrasah Young Researchers Supercamp (MYRES) Tahun 2023 yang berlangsung di GOR Apriyani Kota Kendari mulai 3-7 September 2023. Setelah masuk grand final 6 besar nasional yang diumumkan Direktur KSKK Madrasah Dirjen Pendis Kemenag RI, (21/8/2023).
Myres merupakan kompetisi karya tulis ilmiah siswa madrasah berbasis riset bagi siswa MTs dan Madrasah Aliyah (MA), meliputi Ilmu Keagamaan Islam, Ilmu Sosial dan Kemanusiaan, Ilmu Matematika dan Sains dan Pengembangan Teknologi.
Peneliti yang terdiri dari Rayyan Athifa Charirah bersama Clarence Athaillah Khairunnisa melakukan proses digitalisasi naskah yang dianggap penting sebagai upaya penyelamatan sumber sejarah Islam di Aceh.
Judul penelitian yang diteliti “Pelestarian Manuskrip Kuno Aceh Melalui Proses Digitalisasi Sebagai Penyelamatan Sumber Informasi Sejarah Islam di Aceh”
“Manuskrip Aceh merupakan salah satu hasil peradaban masyarakat Aceh yang ditulis tangan oleh ulama dan umara yang umumnya hidup masa kerajaan islam,” sebut Rayyan.
Ia memaparkan, selain menjadi cerminan peradaban masyarakat Aceh, Ia mengaku tertarik melakukan digitalisasi terhadap manuskrip Aceh sebagai upaya penyelamatan sejarah Aceh pada masa lampau.
Proses digitalisasi yang menghasilkan perpustakaan digital manuskrip dapat memberikan berbagai informasi tentang sejarah Islam Aceh secara global dan tak terbatas.
“Selain itu juga untuk mendeskripsikan keterlibatan generasi muda dalam melestarikan manuskrip kuno Aceh,” sambungnya.
Sementara itu, Kepala MTsN 1 Banda Aceh Junaidi IB, S.Ag.,M.Si menyebutkan, penelitian yang dilakukan siswinya ini melibatkan banyak pihak seperti Musium Aceh, Pedir Museum, UIN Ar-Raniry Banda Aceh serta pemerhati naskah kuno Aceh Tarmizi Abdul Hamid.
Ia berharap upaya pelestarian naskah ini tetap eksis yang menjelaskan bahwa Aceh punya sejarah panjang tetang awal mula masuknya Islam ke Nusantara,” Pungkas Junaidi turut didampingi para pembimbing Rosalia Sari, S. Pd, M. Pd dan Yusrawati, S. Ag
Yusrawati menambahkan “Generasi kedepan bisa tergugah untuk tetap peduli dengan khasanah budaya Aceh yang sangat tinggi itu bukan hanya di bidang agama tapi di bidang budaya hingga perdagangan yang kita coba bangkitkan,” harapnya.