Melihat dengan nyata bagaimana kearifan lokal yang telah berulang kali diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui cerita dan lagu.
Pengetahuan lokal dikenal sebagai “cerita smong” sebutan Tsunami di Pulau Simuelue dipertahankan dalam kehidupan sehari-hari dan pengaruhnya terhadap kemampuan masyarakat menghadapi bencana cerita ini menjadi pembelajaran guna menafsirkan kembali apa-apa yang telah dilakukan dan terjadi dimasa lalu dan mempelajarinya untuk masa sekarang.
Kekuatan Kearifan lokal ini yang menjadi dasar Dinas Pendidikan Aceh untuk dapat dilestarikan dan menjadi pembelajaran ke generasi saat ini, melalui penetapan 10 sekolah tingkat dasar tersebar di kawasan rawan bencana tersebar di Kecamatan Teupah Barat dan Simeulue Tengah, sebagai sekolah siaga bencana.
“Ini menjadi gagasan baru sehingga menjadikan masyarakat sekolah yang aman dari bencana sehingga belajarpun nyaman” sebut Muksal Minal penanggung jawab program Sekolah Siaga Bencana Dinas Pendidikan Aceh
Muksal Mina, juga menyebutkan penyelenggaraan pendidikan kebencanaan Dinas Pendidikan Aceh sudah dimulai sejak tahun 2013 silam dipusatkan pada penguatan kapasitas manajemen sekolah, guru, dan siswa guna memberi dampak positif terhadap penumbuhan kesadaran, pengetahuan, dan perubahan kebijakan di sekolah. Terlebih adanya dukungan baik dari dinas pendidikan kabupaten kota.
Sementara itu Faisal Ilyas, Koordinator Sekolah Siaga Bencana mengungkapkan Program ditujukan untuk 10 sekolah tingkat dasar,40 fasilitator dari guru yang berada di kawasan rawan bencana yakni; SDN 1,2,5,6,7,9 Simeulue Tengah, SDN 11,3,8,9 Teupah, diselenggarakan mulai tanggal 3 sampai dengan 10 September 2014.