Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar, mengajak warga berpartisipasi aktif dalam menyalurkan aspirasi, saran usulan, dan masukan terkait penegakan syariat Islam di Kota Banda Aceh. Partisipasi tersebut bisa disampaikan melalui forum formal seperti reses dewan maupun dalam forum informal.
Sebagai salah seorang wakil rakyat yang bertanggung jawab terhadap konstituen di Dapil II Kecamatan Kuta Alam, Farid menyatakan siap menampung pelbagai masukan dan saran dari masyarakat, apalagi terkait penegakan syariat Islam di Kota Banda Aceh yang menjadi etalasenya Aceh, dan sudah menjadi prioritas serta komitmen Pj Wali Kota Banda Aceh.
“Reses ini merupakan wadah untuk menampung aspirasi serta berbagai usulan program yang nanti akan diteruskan ke pemangku kebijakan, baik dalam rapat maupun sidang paripurna dewan,” kata Farid pada kegiatan reses dewan masa persidangan III tahun 2022 yang dilaksanakan di Aula Serbaguna Gampong Kota Baru, Selasa (26/7/2022).
Pertemuan reses yang mengambil tema “Optimalisasi Penegakan Syariat Islam di Kota Banda Aceh” tersebut turut dihadiri Kepala Dinas Syariat Islam, Ridwan, dan Kepala Dinas Pendidikan Dayah, Muhammad, sebagai narasumber. Sementara peserta reses terdiri atas para keuchik, pengurus badan kemakmuran masjid (BKM), imam gampong, perwakilan majelis taklim, remaja masjid, unsur pemuda, serta muhtasib gampong.
Dalam kesempatan itu, Kadis Syariat Islam Banda Aceh, Ridwan, mengajak agar semua pihak mendukung penegakan syariat Islam di Kota Banda Aceh.
Ridwan menyampaikan, saat ini pihaknya sedang menyusun sebuah reusam gampong yang akan menjadi pijakan bagi perangkat gampong di Kota Banda Aceh. Selain itu juga dibentuk posko pengendalian dan pengawasan di setiap gampong-gampong untuk mengawasi syariat Islam.
“Posko itu melibatkan peran WH, muhtasib, babinsa, polisi, dan tak terkecuali masyarakat, mudah-mudahan ini mendapat dukungan semua pihak termasuk dukungan anggaran berdasarkan usulan yang disampaikan nantinya,” katanya.
Sementara Kadis Pendidikan Dayah, Muhammad, mengajak para orang tua agar memilih lembaga-lembaga pendidikan berbasis Islam untuk pendidikan anak-anak mereka, baik di taman pendidikan Al-Qur’an (TPA) maupun dayah. Masyarakat juga diminta terus menghidupkan pengajian majelis taklim.
Muhammad menyebutkan, saat ini Banda Aceh memiliki banyak TPA, forum majelis taklim, dan lembaga pendidikan dayah yang tersebar di berbagai kecamatan, termasuk fokus sedang membina para hafiz.
Ke depan, kata dia, program tahfiz ini tidak hanya diprogramkan untuk anak-anak, akan tetapi juga diprioritaskan bagi masyarakat umum di Kota Banda Acen.
“Ini merupakan kesempatan yang sangat besar. Oleh karena itu, ajaklah anak-anak ini menjadi hafiz Quran karena menjadi modal bagi orang tuanya kelak,” katanya.
Pihaknya lanjut Muhammad, juga siap menampung berbagai masukan terhadap lembaga pendidikan yang menjadi tanggung jawab dinasnya, seperti prasarana dan sarana hingga kapasitas para pengajar di lembaga pendidikan tersebut.