Tim Falakiyah Barat Selatan Aceh mendapatkan bimbingan teknis (Bimtek) hisab rukyat, di Hotel Meuligo Kabupaten Aceh Barat, sejak 13 s.d 15 Desember 2021.
Bimtek yang dibuka Plt Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kementerian Agama Aceh, Marzuki tersebut diikuti oleh 25 peserta, terdiri dari unsur pegawai Kantor Kementerian Agama dan organisasi masyarakat di Barat Selatan Aceh.
Marzuki mengatakan persoalan utama yang mendasari kurangnya tenaga teknis di bidang hisab dan rukyat disebabkan karena kurangnya minat masyarakat untuk mempelajarinya.
“Bimbingan teknis tersebut menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan minat masyarakat dalam mempelajari hisab dan rukyat dengan metode relevan,” katanya.
Menurutnya, meskipun kini alat-alat yang digunakan untuk rukyat makin canggih, tapi dibutuhkan ilmu falakiyah yang memadai dan skil yang mapan untuk bidang ini.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat, H Khairul Azhar mengatakan, masyarakat Aceh Barat memiliki permintaan tinggi untuk pengukuran arah kiblat, baik pembangunan masjid baru maupun masjid yang telah lama digunakan.
“Setiap bulannya mencapai 5-7 permohonan untuk mengukur arah kiblat masjid dan mushala,” sebut Khairul.
Khairul berharap, melalui kegiatan tersebut dapat membuka wawasan dan melahirkan tim falakiyah profesional, sebab saat ini tenaga teknis Aceh Barat yang memiliki kemampuan mengukur arah kiblat dengan baik dan benar masih sangat terbatas.
“Kehadiran Bimtek ini tentu menjadi solusi dan dapat melahirkan orang-orang yang profesional di bidang hisab dan rukyat,” katanya.
Tim Ahli Falakiyah Kanwil Kemenag Aceh selaku ketua panitia, Alfirdaus Putra mengatakan, bimbingan teknis tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya penetapan arah kiblat dan perhitungan rukyatul hilal secara tepat dan akurat, terutama dalam menentukan awal ramadhan dan 1 syawal.
Ia menjelaskan, untuk mendukung pelaksanaan praktik bimbingan teknis tersebut, Kanwil Kementerian Agama Aceh menetapkan Aceh Barat sebagai tempat pelaksanaan bimtek hisab rukyah di Barat Selatan Aceh.
Menurutnya, jika dilihat dari pengalaman sebelumnya, Kabupaten Aceh Barat memiliki potensi yang cukup besar dalam melihat hilal, sebab beberapa tahun lalu hilal juga pernah terlihat di Kabupaten Aceh Barat saat penentuan awal ramadhan.
Firdaus berharap, dengan adanya bimtek tersebut, peserta dapat menjadi sumber data yang akurat di setiap kegiatan hisab rukyat di Aceh untuk diinformasikan kepada lembaga, organisasi dan masyarakat. Selain itu, diharapkan juga ketersediaan tenaga teknis pengukuran arah kiblat terlatih dapat merata di setiap daerah Aceh.
Kegiatan ini juga menghadirkan pakar astronomi Aceh Suchrawardi Ilyas.
Adapun materi yang disampaikan dalam Bimtek diantaranya, metode dan teknik penentuan awal bulan Hijriah, pemberlakuan matla menurut perspektif fiqh dan kebijakan pelaksanaan hisab rukyat.
Selain materi peserta juga dibekali dengan kegiatan praktek rukyatul hilal menggunakan teleskop, theodolite dan gawang lokasi.