Pemerintah Aceh mengaku mampu menurunkan emisi rumah kaca hingga 5 persen pertahun, hal itu untuk mendukung kebijakan pemerintah pusat berupa penurunan emisi rumah kaca pada tahun 2020 sebesar 26 % dengan usaha sendiri dan 41 % dengan dukungan negara lain.
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Pengendalian dampak Lingkungan (Bapedal) Aceh Nawar Muhammad disela-sela peringatan hari lingkungan hidup sedunia di halaman Kantor Gubernur Aceh Senin (09/06/2014).
Anwar mengatakan pemerintah aceh optimis target penurunan emisi 26 persen pada tahun 2020 itu akan tercapai, bahkan menurutnya khusus untuk Aceh target itu akan melebihi.
“Setiap tahunnya kita mampu menurunkan hingga 5 persen, dan kita yakin ada 2020 target itu akan tercapai”ungkapnya.
Sementara itu Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya, dalam amanatnya yang disampaikan Assiten II pemerintah Aceh Azhari menyebutkan masyarakat dibutuhkan keterlibatannya dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Masyarakat perlu didorong melakukan upaya-upaya sederhana menuju budaya ramah lingkungah (green lifestyle) seperti menghemat penggunaan listrik dan air, menanam dan memelihara pohon, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor serta menerapkan konsep 3 R (reduce, reuse dan recycle) dalam mengelola sampah.
Ia menyebutkan Salah satu penyebab kerusakan lingkungan yang perlu diantisipasi adalah perubahan iklim. Menurutnya Perubahan iklim akibat pemanasan global memberi berbagai dampak terhadap kehidupan di muka bumi, kondisi ini ditandai dengan meningkatnya frekuensi hujan dengan instensitas yang sangat tinggi, ketidakpastian musim hujan maupun kemarau, dan munculnya berbagai bencana seperti kekeringan, badai, banjir dan longsor.
“Pada wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, dampak yang timbul berupa badai, banjir dan kenaikan permukaan air laut”lanjutnya.