Gubernur Aceh Zaini Abdullah yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Aceh, Dermawan membuka Gelar Teknologi Tepat Guna ke IX se-Aceh di Lapangan Keunire, Pidie, Rabu (28/5).
Dalam sambutan yang dibacakan oleh Sekda Aceh, Gubernur menekankan Pemanfaatan teknologi ini tidak boleh berhenti pada satu titik, tapi terus bergerak menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
“Akan lebih tepat kalau penerapan teknologi itu berbasis pada kearifan lokal dan berorienstasi pada kelestarian lingkungan. Sehingga penggunaan teknologi tidak mengusik nilai sosial dan budaya yang ada di masyarakat kita, Sudah saatnya kita menerapkan konsep pertanian berbasis teknologi. Penggunaan teknologi ini tidak lagi bisa dihindari, sebagai kosekuensi dari globalisasi, persaingan usaha serta upaya meningkatkan produktivitas,” lanjutnya.
Untuk itu diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dalam menerapkan Teknologi Tepat Guna, sebagai pendekatan yang ampuh untuk mempercepat pemberdayaan masyarakat. Penggunaan teknologi yang tepat tentunya akan meningkatkan nilai tambah dan efisiensi kerja yang dilakukan.
Ia melanjutkan, dalam beberapa tahun terakhir ini pertumbuhan ekonomi Aceh dari sektor pertanian terus menunjukan perkembangan yang cukup menggembirakan. Sumbangan sektor pertanian untuk Pendapatan Regional Domestic Bruto (PDRB) Aceh mencapai lebih dari 40 persen, jauh lebih besar dari sumbangan sektor minyak dan gas yang dulu pernah menjadi primadona sumber daya alam Aceh.
“Fakta ini mendorong Pemerintah Aceh untuk memberi perhatian yang lebih besar bagi kemajuan sektor pertanian,” ungkapnya
Selain itu, Gubernur berharap Teknologi Tepat Guna ini juga bisa dijadikan sebagai ajang transformasi teknologi dan pengetahuan, sehingga masyarakat kita bisa memahami kemajuan teknologi yang berkembang di negara lain, kemudian bisa menjadi pertimbangan untuk diterapkan di negeri kita.
Guna mempercepat penerapan teknologi ini, saya kembali menghimbau agar Pemerintah Kabupaten/Kota di Aceh segera membangun unit-unit pusat pelayanan Teknologi Tepat Guna di perdesaan atau yang disebut pos pelayanan teknologi pedesaan, untuk menyampaikan berbagai informasi terkait perkembangan teknologi kepada masyarakat.
“Kita juga mendorong agar para peneliti dan kreator teknologi terus meningkatkan kinerjanya untuk menciptakan teknologi baru di bidang-bidang produksi, sehingga produktivitas masyarakat kita terus meningkat,”lanjutnya.
Pemerintah Aceh akan memberi penghargaan kepada para penemu yang berhasil menciptakan karya baru di bidang teknologi ini. Penghargaan tidak hanya dalam bentuk uang, tapi juga sertifikat, hak paten, serta upaya mensosialisasikan temuan tersebut hingga tingkat nasional.
“Dengan rangsangan ini, kita berharap ke depan akan lebih banyak temuan di bidang teknologi tepat guna yang bisa dihasilkan di Aceh,” pungkasnya.