Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengatakan peningkatan mutu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) berbasis Holistik Integratif (HI) merupakan investasi masa depan bagi sebuah bangsa. Sebab penguatan PAUD menjadi sebuah upaya dalam peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia khususnya di Aceh.
Hal itu disampaikan Nova saat melaunching PAUD berbasis Holistik Integratif (HI) disertai dengan penandatanganan MoU bersama 17 mitra terkait, yang digelar secara virtual dari Restoran Meuligoe Gubernur, Jumat (28/5/2021).
Dengan diluncurkannya program tersebut, maka Aceh menjadi provinsi pertama dan satu-satunya di Indonesia pada tahun 2021 ini, yang secara resmi menghadirkan layanan PAUD terpadu dan menyeluruh atau Holistik Integratif (HI). Sebagai upaya untuk mengefektifkan pengembangan potensi anak. Sebagaimana telah diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif dalam rangka memenuhi kebutuhan esensial anak yang beragam.
“Saya sependapat dengan Bunda PAUD Aceh, bahwa perhatian bagi pendidikan anak usia dini harus kita tingkatkan dan perlu didukung bersama, demi kemajuan pendidikan di Aceh sehingga mampu mewujudkan generasi muda Aceh yang carong, meuadab dan teuga (pintar, santun dan kuat),” kata Nova.
Gubernur Aceh itu menambahkan, pengembangan sistem pendidikan usia dini yang berkualitas di Indonesia khususnya Aceh sangat perlu dilakukan, agar terciptanya generasi unggul yang siap menjadi penerus pembangunan bangsa. Oleh sebab itu, Pemerintah Aceh sangat mendukung dan mengapresiasi terobosan dan inovasi yang dilakukan Bunda PAUD Aceh.
Nova menyebutkan, dalam upaya pengembangan mutu PAUD, ada beberapa cacatan penting yang harus diperhatikan yaitu Bonus Demografi yang akan dihadapi Indonesia dalam kurun waktu 25 tahun mendatang. Pada masa itu jumlah penduduk usia produktif antara 18 – 50 tahun, akan melonjak tajam sebanyak mencapai 70 persen yang diperkirakan akan terjadi di tahun 2045 mendatang.
“Ini bisa membawa dampak positif dan negatif. Positifnya, beban penduduk usia produktif menanggung penduduk usia non-produktif akan lebih rendah. Tapi beban itu akan ringan kalau penduduk usia produktif mampu memanfaatkan potensi yang ada pada dirinya. Jika tidak, bencana sosial akan terjadi karena pengangguran. semakin meningkat. Belum lagi munculnya berbagai persoalan psiko-sosial,” ujar Nova.
Dewasa ini, kata Nova, anak-anak cenderung akrab dengan dunia digital yang membuat mereka tumbuh menjadi generasi individualis dan anti-sosial. Kondisi dilematis tersebut juga menjadi perhatian dari PBB sehingga dalam Sustainable Development Goals (SDgs) atau program pembangunan berkelanjutan, lembaga perserikatan itu mendorong semua negara agar memberi perhatian dalam peningkatan kualitas pendidikan di semua tingkatan termasuk PAUD.
Sementara itu, Direktur PAUD Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemedikbud Ristek), Muhammad Hasbi, menyambut baik upaya Pemerintah dan Bunda PAUD Aceh dalam menghidupkan dan mengembangkan kembali PAUD HI, dengan ini menunjukkan kerja optimal Aceh untuk menghadirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas sehat, cerdas, dan ceria serta berakhlak mulia. “Kepada Bunda PAUD Aceh dan Kabupaten Kota kami menyampaikan apresiasi setingginya dan selamat atas launching ini, hal ini menandai upaya pengembangan upaya pendidikan anak usia dini ke arah lebih baik,” ujarnya.
Pengembangan pendidikan anak usia dini sangat berperan penting pada tumbuh kembang anak yang berkorelasi positif pada kemajuan suatu bangsa. Ia menyebutkan PAUD berfungsi untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak di usia emas, mengoptimalkan prestasi akademik anak, kemudian mempersiapkan mentalitas anak sebelum memasuki pendidikan formal dan mengoptimalkan pengembangan karakter anak.
“Banyak pakar mengatakan bahwa semakin dini pengembangan dilakukan maka semakin kuat karakter itu akan tertanam pada anak kita yang akan terbawa hingga dewasa. PAUD memiliki peran penting dalam, mengupayakan untuk memutus rantai kemiskinan. Karena anak yang masuk PAUD kelak memiliki kesejahteraan yang lebih baik dibandingkan yang tidak,” ujarnya.