Tim pansus II DPR Aceh menemukan banyak kejanggalan pada Pembangunan waduk Tampu di desa Beuah kecamatan Delima kabupaten Pidie.
Hal demikian diungkapkan ketua pansus II DPR Aceh Muhammad Harun pada sidang paripurna khusus DPR Aceh tentang realisasi kegiatan APBA tahun anggaran 2013, di DPR setempat, Kamis (20/02/2014).
Harun mengatakan untuk pembangunan waduk tersebut dibutuhkan anggaran sebesar Rp. 4 milyar, namun pada tahun 2103 baru dianggarkan Rp. 601 juta dari Rp. 1 Milyar yang disepakati sebelumnya. Atas perbedaan ini Pansus II menuding tidak ada lagi keterbukaan dalam hal penganggaran di pemerintah Aceh.
Harun mengatakan hasil tinjauan pansus II pembangunan waduk juga belum seperti yang diharapkan, selain itu Pansus II juga menemukan kejanggalan seperti lebar waduk yang diperkirakan tidak sampai 35-40 meter, selain itu pembangunan waduk juga tidak menggunakan konsultan perencanaan, sehingga perencanaan dan pengawasan dikoordinasikan langsung oleh pihak dinas pengairanAceh.
”Waduk itu ukurannya 542×40 meter, memiliki dua pintu air dengan ukuran3,60×3,80 m, laporan masyarakat air keluar melalui samping pintu air, ini juga dikahwatirkan saat musim kemarau waduk justru tidak menampung air”lanjut politisi partai Aceh itu.
Harun menambahkan masyarakat kecamatan Grong-Grong dan kecamatan Delima sangat mengharapkan kepada pemerintah Aceh untuk segera menyempurnakan pembangunan waduk tersebut, dikarenakan waduk tersebut sangat membantu petani untuk mengairi persawahan ketika musim kemarau.
Harun menyebutkan selama turun kedaerah Pidie dan Pidie Jaya tim pansus II juga menerima banyak aspirasi masyarakat seperti pembangunan waduk Tiro kecamatan Tiro dan waduk Rukoh kecamatan Titue dan Keumala kabupaten Pidie, bahkan masyarakat yang berdomisili di lokasi pembangunan waduk bersedia untuk direlokasi ketempat lain.
Selanjutnya Harun juga meminta gubernur Aceh untuk menegur kepala SKPA yang tidak mengirimkan pendampingnya dalam kunjungan pansus II DPR Aceh ke kabupaten Pidie dan Pidie Jaya.